76. Mau ke Bali

8.1K 707 55
                                    

Hai Bestieee!
Lama gak nyapa kalian, hhhe..

Siapa yg lagi nunggu pengumuman utbk kayak aku?
Aku doain semoga kalian lulus di PTN impian Bestieee...💙😽

Happy reading!🦋

👼👼👼

"Happy banget Icha dateng," ucap Rey menjawil hidung Asya.

"Iya dong, aku jadi ada temennya seharian ini," balas Asya sombong. Ia berjalan masuk ke dalam rumah yang otomatis Rey pun mengikutinya.

"Mual gak tadi?" tanya Rey sembari berjalan yang hanya dibalas gelengan oleh Asya.

"Enggak, aku malah tadi makan seblak loh."

"Seblak?" Rey mengernyit heran. "Apa itu? Kayak pernah denger," lanjutnya.

"Lah? Aku kira kamu tau," balas Asya yang justru memasang wajah terkejut.

Rey menggeleng pelan. "Itu masakan yang aromanya menyengat?"

"Mmm... harum kencur."

"Oh, gitu."

"Flat banget ekspresinya. Emang gak penasaran apa?" Asya melepaskan diri dari rengkuhan Rey, ia berniat mengambil minum.

"Enggak."

"Rey-Asya kalian tidur disini aja. Ken juga kan di bawa Mami, dari pada bolak-balik," ucap Lea yang sedang menuruni anak tangga.
"Baju Rey ada yang tinggal di sini kan, Sya?" lanjutnya.

"Ada kayaknya, Bun." Asya meletakkan gelas di atas meja, lalu beralih memeluk Rey yang sudah duduk manis di sofa depan tv.

"Bobo sini aja ya? Gak usah pulang," rayu Asya.

"Iyaaa... sayang."

"Rey mau kopi atau teh?" tanya Lea yang sudah berada di samping sofa yang Asya dan Rey duduki.

"Gak usah, Bun. ngerepotin, nanti biar aku buat sendiri aja."

"Hey! Gak ngerepotin Rey, ini kan Bunda sekalian mau buat teh untuk Ayah."

"Kopi, Bun kopi." Bukan Rey yang menjawab melainkan Asya. Ia sedang ingin bermanja pada suaminya dan tak ingin di ganggu.

"Kopi ya Rey."

"Iya, Bun. Maaf Bun ngerepotin," ucap Rey tak enak.

"Gak ada ngerepotin, Nak," balas Lea berlalu dari sana.

"Ke atas yuk? Mau peluk kamu, harum banget soalnya."

"Nanti ya, sekalian aku bawa kopi," balas Rey mengusap pucuk kepala Asya dan sang empu hanya mengangguk tanpa banyak protes.

👼👼👼

Sudah setengah jam Asya dan Rey berada di posisi yang sama sejak memasuki kamar, yaitu Asya yang tak berhenti mengendus aroma tubuh Rey. Bahkan Rey yang sejak tadi bermain ponsel sudah mulai bosan dengan kegiatannya, sebenarnya Rey ingin segera mandi. Tapi Asya melarangnya dengan alasan anaknya sedang ingin dekat-dekat sang Papa. Alasan, bilang saja kalau itu sebenarnya mau Asya, bukan mau baby dalam perut.

"Nanti lagi ya? Habis aku mandi kan bisa peluk lagi," rayu Rey yang sebenarnya tak akan mempan.
Asya memajukan bibirnya yang semakin membuat Rey gemas dengan tingkah istrinya ini.

"Hari ini aja gak usah mandi yaaaa? Ganti baju aja. Kalau kamu kekeuh mau tetep mandi pelukannya gak akan aku lepas, nih!" ancaman Asya sukses membuat Rey melongo.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang