40. Honeymoon

43.3K 3.4K 101
                                    

Mohon perhatiannya teman-teman, buat yang jomblo, yang doi-nya gak peka, dan yang kerjaannya kena ghosting mulu, dipart kali ini pasti kalian akan emosi dan gregetan 😆😆😆

Aku double up, buat kalian2 yg nungguin 😍

Tapi sebelum baca kalian wajib vote, dan jangan lupa nanti harus spam komen di tiap2 paragraf, bisa? Bisa lah masa gitu doang gak bisa😆😆

Happy Reading!💚



👼👼👼

Hari ini sudah empat hari dari pembicaraan Asya dan Rey tentang honeymoon, yang seharusnya besok Rey akan kembali bekerja di kantor. Tapi, urung karena hari ini Rey dan Asya akan pergi ke Bali.

"Mam, Pi! Aku sama Vio berangkat, ya?" pamit Rey menyalimi kedua orang tuanya begitu pun Asya.

"Ken di atas lagi ngapain? Bobo?" tanya Mami Reta pada Asya.

Asya mengangguk, menoleh ke arah tangga. Ken tahu bahwa dirinya dan Rey akan pergi hari ini, sejak semalam Ken menangis dan merajuk bahkan dirinya tak mau jauh-jauh dari Asya dan Rey, yang akhirnya mengharuskan Ken tidur bersama Papa dan Bundanya.

Maka dari itu, mereka berangkat saat Ken tidur. Jika tidak, sudah pasti Asya dan Rey tak bisa keluar kamar.

Asya pikir mereka akan pergi bertiga. Asya, Rey, dan Ken. Namun ternyata pikirannya salah, Papi Rey kekeuh melarang Ken untuk ikut. Itu lah kenapa saat ini Asya tak terlalu excited untuk pergi.

"Sana buruan kalian berangkat!" ucap Papi mendorong pelan bahu Rey membuat putranya mendengus sebal.

"Iya-iya, Pi. Ini juga aku mau berangkat." Rey menatap kesal Papi-nya.

"Mi, Pi aku titip Ken, ya?" ucap Asya kemudian memeluk Mami Reta.

"Iya, Sayang kamu tenang aja yang penting nanti kamu pulang dari honeymoon bawain Mami Cucu," jawab Mami Reta, Asya hanya mengangguk lalu dirinya dan Rey menuju ke luar rumah, supir sudah menunggu sejak tadi.

👼👼👼

Sejak sampai di villa penginapan mereka, Asya tak berhentinya berdecak kagum. Bahkan saat mereka sampai di kamar pun Asya terus melontarkan pujian.

"Kak, ini ada private pool-nya?" tanya Asya menatap binar kolam renang yang menyajikan pemandangan pantai, lalu ia membuka pintu kaca yang menghubungkan kamar tidur dan kolam.

Rey menoleh sekilas, meletakkan tasnya di kasur. "Taruh di situ aja gak papa, Mas!"

"Makasi, Mas," ucap Rey pada seorang bell boy yang mengantarkan barang-barang mereka.

Setelah bell boy tersebut pergi, Rey mengunci pintu dan menyusul Asya yang sudah berada di luar.

"Sejuk banget ya, Kak?" Asya bertanya dengan menatap wajah Rey dari samping.

Rey mengangguk singkat, memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Kamu bersih-bersih dulu! Baru habis itu kita makan malam di bawah!" instruksi Rey pada Asya yang dibalas hanya anggukan.

Setelah Asya masuk ke dalam, Rey juga ikut menyusul. Tak lupa ia juga menutup pintu kaca yang menghubungkan dengan kolam renang tadi.

Sambil menunggu Asya mandi, Rey memilih memainkan ponselnya, berselancar di media sosialnya.

Tak lama muncul lah Asya yang masih mengenakan bathrobe dan handuk yang melilit di kepalanya.

Rey melihat pergerakan Asya, menarik koper menuju tempat tidur dengan susah payah. Rey mendengus geli melihat istrinya.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang