65. My Everything

25.6K 2.5K 110
                                    

Haloww kawan-kawan 👋

Mau tanya kalian tim yang mana nih? Vote dulu baru baca atau baca dulu baru vote?

Kalau aku tim baca dulu baru vote😅. Ada yang satu tim sama aku?
Udah jawab?

Yuk baca!
Yuk vote!

Happy Reading!❤️



👼👼👼

Sampainya mereka di rumah, Asya segera melenggang memasuki rumah dengan Ken yang berada digendongannya. Sedangkan Rey membawa semua belanjaan mereka.

Asya meletakkan Ken di kamar Ken yang terletak di samping kamarnya dan juga Rey. Setelah itu ia kembali ke kamarnya.
Selesai dengan menghapus make up dan berganti pakaian. Asya masuk ke dalam kamar mandi berniat membasuh wajahnya.

Sedangkan Rey memindahkan semua belanjaan mereka ke dapur tanpa ada niat menatanya. Setelah itu Rey segera menyusul Asya ke kamar mereka.

Namun saat berada di kamar ia tak menemukan siluet istrinya.
"Sayang?" panggil Rey pelan.

"Di kamar mandi...," sahutnya.

"Sayang, tolong ambilin pembalut aku sama underwear-nya...!" lanjut Asya sedikit berteriak. Ya. Sejak tadi Asya menunggu Rey untuk dimintai tolong karena ternyata dirinya baru kedatangan tamu.

"Loh? Kok haid?" gumam Rey tanpa sadar. Namun tetap menuruti permintaan Asya.

Beberapa saat Asya keluar dari kamar mandi dengan raut wajah kesalnya yang masih melekat. Mengabaikan Rey yang sejak tadi berdiam diri memperhatikannya.

"Sayang, kamu masih kesel tentang kejadian tadi?" tanya Rey duduk di pinggir kasur. Tangannya bergerak menyusuru rambut Asya.

Asya menggeleng. Membalikan tubuhnya memeluk perut Rey.
"Perut aku sakit...," cicitnya mengeratkan pelukannya pada Rey.

"Eh? Perut kamu sakit kenapa?"

"Ih kamu mah! Kan ini hari pertama aku datang bulan, Sayang......" Asya mencubit perut Rey.

"Oh iya yah, aku lupa," jawab Rey diikuti kekehan. "Lagian kamu pake datang bulan segala sih," lanjut Rey yang kembali mendapat cubitan maut dari Asya.

"Kamu ngomong sembarangan aja!" tegur Asya ketus.

"Bukan gitu, Vio Sayang... maksud aku, aku kira kamu hamidun. Eh taunya kamu haid. Besok-besok kita harus rajin olahraga ya biar cepet jadi," balas Rey enteng. Tidak tau kah bahwa Asya masih malu jika membahas tentang itu?

"Sebentar aku ambil bantal hangat kamu," ucap Rey melepaskan pelukan Asya.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Rey kembali duduk di tempatnya semula namun dengan dengan tangan yang menggenggam tangan Asya.

"Angkat bajunya!" titah Rey saat ingin meletakkan bantal hangat di perut Asya.

"Aku pake daster tapi."

"Ya terus? Kan bawahnya ketutup selimut Sayangkuuu.... Kamu nih sok malu-malu—"

"Apa? Mau bilang, biasanya aku malu-maluin?!" potong Asya ketus.

Rey menyengir kuda lalu mengecup pipi Asya gemas.

"Ini biarin dikompres dulu biar sakitnya reda. Aku mau ambil susu sama camilan dulu di bawah," ucap Rey bangkit menuju lantai bawah.

Beberapa saat Rey kembali dengan camilan dan segelas susu hangat yang langsung di teguk habis oleh Asya. Sedangkan, camilannya ia letakkan di atas meja nakas.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang