64. GUE BUKAN PELAKOR!

28.1K 2.5K 51
                                    

Selamat Tahun baru temen-temen...

Wish kalian di 2022 apanih?

Wish buat aku di 2022? Mana tau bisa buat aku changes for the better lagi hihi😁😁

Kalau wish aku buat kalian, semoga gak bosen-bosen sama ceritaku, yang jarang vote atau gak pernah vote bisa berubah jadi rajin, terus makin rajin juga komen hihii... 😁😁

Udah deh yuk langsung baca... Tapi jangan lupa vote yaaa...

Happy Reading!❤️



👼👼👼

"VIO... BURUAN! Astaga...," teriak Rey dari ruang tamu. Setengah jam lebih ia menunggu bersama Ken. Bahkan Ken terlihat kesal karena bosan menunggu Bundanya.

"Sabar... Ini baru selesai juga, ih! Gak sabaran banget!" dumal Asya sambil membenarkan posisi tas yang tersampir di pundaknya.

Rey memutar bola mata malas ia beranjak dari duduknya sambil membawa Ken dalam gendongannya. Lalu berjalan lebih dulu, membiarkan Asya mengunci pintu rumah.

Setelah keduanya masuk dalam mobil Rey segera melajukan mobilnya melesat menuju pusat perbelanjaan dengan Ken yang berpindah dalam pangkuan Asya.

Beberapa menit dalam perjalanan akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.

Asya mulai sibuk memilih-milih keperluan dapur dan juga Ken yang ikut membantu, tak lupa Rey yang mendorong troli yang di dalamnya sudah lumayan banyak terisi beberapa keperluan dapur.

Setelah memastikan semua yang mereka butuhkan lengkap. Asya berjalan menuju rak tempat dimana berjajar camilan.

"Sayang jangan banyak beli chiki-chiki gituan. Gak sehat. Sewajarnya aja, Yang," komen Rey saat melihat Asya dan Ken kompak memasukkan banyak chiki dalam troli mereka.

Asya menghentikan kegiatannya, menoleh pada Rey sambil meringis. Semenjak menikah dengan Rey Asya sudah jarang sekali mengemil. Melihat bermacam-macam camilan disini membuatnya lupa dengan keberadaan Rey yang terus mengawasi mereka.

"Ken udah. Stop!" bisik Asya mencekal tangan Ken yang hendak mengambil camilan lagi.

"Belum Nda.... Ken mau banyak-banyak," tolak Ken dengan wajah yang terlihat kesal. Yang justru terlihat gemas.

Rey berdehem sejenak untuk mengingatkan kehadirannya disini.
"Ken! Nurut yang Bunda bilang. Kalau yang ini udah abis nanti papa beliin lagi," tegur Rey dengan wajah datar.

Ken langsung menurut kala melihat wajah Papanya yang berubah jadi garang.

Tatapan Rey beralih pada Asya. Lalu tatapannya berubah melembut.
"Sayang beli es krim yang banyak ya..."

"Ha?"

"Stok es krim yang banyak, Vi," ulang Rey gemas.

"Kamu kenapa dah? Mulai lagi freaknya. Tumben-tumbenan minta es krim." Asya memandang Rey heran.

Sudah sejak semalam tingkah Rey buat Asya terheran-heran. Dan kini tumben sekali suaminya itu meminta es krim.

"Gak kenapa-kenapa. Lagi mau aja."

"Ya udah sana ambil sendiri. Terserah kamu mau sebanyak apa, lagian yang bayar kamu juga," balas Asya cuek membawa Ken dalam gendongannya dan meninggalkan Rey sendiri ditemani troli.

Sesudah mendapatkan apa yang ia  inginkan. Rey segera menghampiri Asya yang tengah mengantri di kasir sambil menggendong Ken.

"Udah?" tanya Asya melirik troli mereka yang penuh.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang