70. Morning Sickness

23.6K 1.9K 112
                                    

Hai temen-temen 👋
Maaf ya aku slow update

Kangen gak si?

Aku kangen banget, deh bacain notifikasi komen-komen dari kalian 😭❤️

Kalian jangan lupa vote yaa... Karena itu berharga banget buat aku.
Drop komen juga sebanyak-banyaknya 🔥🔥🔥

Happy Reading!❤️



👼👼👼

"Tara....." tunjuk Rey pada hasil karyanya pagi ini. Nasi goreng dengan potongan sosis dan daging ayam, serta dilengkapi tomat dan selada sebagai pemanis.

Asya menutup mulutnya dengan tangan, entah kenapa tiba-tiba perutnya terasa seperti dikocak saat mencium bau masakan.

"Huekkk..."

Dengan cepat Asya berlari menuju kamar mandi yang berada di bawah. Rey yang panik segera menyusul. Ia tau kalau istrinya mungkin mengalami morning sickness.

"Are you okay?" tanya Rey ikut berjongkok menopang tubuh istrinya yang seketika bergetar.

Asya menggeleng lemah. "Aku gak kuat, lemes-huekkk...."

Rey menahan rambut Asya, sambil memijat tengkuknya. Setelah dirasa mual Asya sedikit mereda Rey langsung membantu Asya berdiri untuk mencuci mulut serta wajahnya.

"Udah?"

Asya mengangguk, memeluk tubuh Rey menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami.

"Ke kamar ya? Nanti sarapannya aku buatin sandwich aja pakai selai. Mau?" tawar Rey sambil menuntun Asya berjalan keluar kamar mandi.

Lagi, Asya mengangguk lemah. "Gak mau di kamar, aku mau nonton tv," tolak Asya yang hanya dibalas dengan deheman.

Dinyalakannya tv oleh Rey ia duduk di samping Asya yang lagi-lagi kembali memeluknya.

"Kenapa ya kayak gini? Padahal semalem gak kenapa-kenapa," tanya Asya lirih mendongak menatap sang suami.

"Wajar kok, Sayang namanya juga ibu hamil," balas Rey diikuti kecupan pada bibir Asya. "Nanti aku kabarin Mami biar Ken biarin dulu di sana. Kalau di jemput sekarang yang ada bikin pusing, anak itu pecicilan sekarang," lanjut Rey yang langsung mendapat cubitan kecil dari Asya.

"Awss-sakit Bunda astaga."

"Bukan pecicilan, itu namanya aktif! Umur segitu ya emang lagi aktif-aktifnya. Gak ngerti sih kamu!" bantah Asya memukul lengan Rey, tentu saja Rey harus pasrah.

"Iya-iya, Sayang."

"Ya udah, kamu sarapan dulu sana. Aku temenin di sini aja," titah Asya menunjuk meja makan dengan dagu. Sebenarnya ia sendiri merasa tak enak dengan Rey yang sudah repot-repot memasak sarapan pagi ini, tapi ternyata dirinya malah merasa mual.

Rey mengangguk, mengecup dahi Asya sebelum beranjak. "Okey, sandwich-nya aku buat setelah sarapan gak papa kan?"

"Oke, ya udah sana sarapan!"

👼👼👼

"Udah mendingan kok sekarang, tadi habis sarapan tidur lagi. Kecapek-an mungkin," ucap Rey sambil mengelus pipi chubby Asya.

"Alhamdulillah deh, Bunda rasa Asya ngidamnya kayak Bunda dulu deh, Rey," balas Lea. Yaps, saat ini Rey tengah ngobrol dengan Lea lewat telpon. "Jadi kalau semisal Asya masih mual-mual nyium bau masakan atau dia gak nafsu makan nasi, kamu kasih makan buah ya? Jangan lupa susu-nya," lanjut Lea memberi nasehat.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang