77. Tragedi

11.7K 888 118
                                    

Halow selamat pagi!

Jangan lupa vote dan komen Bestieee...

Happy reading!🦋

👼👼👼

"Udah gak ada yang ketinggalan kan? Udah masuk semua? Berkas-berkas penting, Rey! Mana, udah dibawa? Dimasukin ke dalam koper aja biar gak mencar, Nak!" Pagi ini dikediaman Asya dan Rey sudah riuh dengan suara Areta yang tengah sibuk membantu anak dan suaminya berkemas. Semua sejak pagi dilakukan Areta seorang diri mulai dari memasak hingga membantu memuat barang ke dalam mobil. Asya sedari tadi hanya diam mengamati, ingin membantu pun Areta dengan keras melarangnya dengan alasan 'nanti capek'.

"Udah semua, Mi gak ada yang ketinggalan," balas Rey menandaskan air mineralnya.

"Ini Papi sama Mas Rey mau ke kantor dulu ya?" tanya Asya yang sejak tadi diam.

"Iya, jemput anak-anak yang lain biar berangkat ke bandaranya bareng," jawab Wisnu. "Yasudah kalau sudah selesai kita berangkat Rey!" ucap Wisnu yang berjalan lebih dulu ke luar rumah disusul Areta, Asya dan Rey dibelakangnya.

Rey merangkul Asya, "kalau ada apa-apa cepet kabarin aku. Susunya diminum terus. Kamu mau dibawain oleh-oleh apa?" Rey mengecup pipi chubby Asya.

Asya menggeleng, memeluk Rey. "Gak mau apa-apa. Nanti jangan genit disana! Jangan tebar pesona!"

"Iya, Bundanya anak-anakku... nanti aku selalu kabarin kamu," ucap Rey beralih pada perut rata Asya. "Sehat-sehat sayang, jagain Bunda yaa... jangan rewel kalau Papa gak ada!" ucap Rey sambil mengusap-usap perut Asya yang dibalas kekehan oleh Asya, manis sekali suaminya ini.

Rey beralih pada Maminya dan Asya beralih pada Papi mertuanya. "Titip istri sama anak-anak Rey ya, Mam? Mami sehat-sehat, kalau ada apa-apa kabarin aku atau Papi." Rey mengecup pipi Areta.

"Tenang aja Rey. Kamu juga disana hati-hati, inget makan tepat waktu! Jangan kerja terus, jangan lupa kabarin!" ucap Areta memberikan nasihat.

"Kenzo kemana?" tanya Wisnu yang baru menyadari ketidakhadiran cucu sematawayangnya itu.

"Itu!" Tunjuk Asya dengan dagu ke rumah yang tepat di depan rumahnya, rumah Zidan.

"Astagfirullah, pagi-pagi udah nongkrong di rumah orang." Areta berdecak menggelengkan kepala.

"Ken ayo pulang dulu! Papa sama Opa mau ke pergi kerja!" panggil Asya sedikit berteriak yang diteriaki hanya menoleh sesaat lalu lanjut bermain dengan Zidan.

"Sombong dia ada temennya," gumam Areta.

"Samperin aja, Mas. Gak bakalan pulang dia kalau belum puas," ucap Asya pada Rey yang langsung dijalankan.

"Sering kayak gitu si Ken?"

"Hah? Ya kalau udah keasikan main susah, Mi diajak pulang. Mesti disamper dulu. Kadang kalau anak-anak lagi main dirumah juga sama aja, ibu-ibunya pada kesini nyusulin. Cuman karena akhir-akhir ini aku tempat Bunda jadi cuman weekend aja ini Ken mainnya," balas Asya menjelaskan.

"Gak masalah sih kalau Kenzo main, cuman saatnya jam makan jangan sampai nyusahin tempat orang. Main juga harus ada pengawasan dari orang tua," terang Wisnu menatap Rey yang kini berhasil membawa pulang Ken di dalam gendongannya.

"Aaaa... Papa tulun! Abang mau main mobil sama jidan!" berontak Ken.

"Iya nanti, pamitan dulu Opa sama Papa mau ke Bali. Salim sama Opa!" Ken menjalin Wisnu walaupun dengan ogah-ogahan.

"Sudah-sudah habis ini main lagi!" ucap Wisnu diiringi tawa melihat wajah Ken yang ditekuk. Benar saja tanpa ba-bi-bu Ken langsung berlari keluar gerbang menuju rumah Zidan.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang