29. H-7

31.4K 2.7K 35
                                    

Halow👋
Selamat pagi....

H-7 kecepatan gak sih menurut kalian? Atau ini kelamaan?

Aku geregetan sendiri soalnya, kalau si Mas Rey sama Asya belum nikah"😭😭😭
Jadi aku kebut biar cepet wkwkw.

Semoga kalian sukakkk...

Happy Reading!💚



👼👼👼

Hari ini Asya mempunyai janji untuk menghabiskan waktu bersama dengan kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Icha dan Cecil.

Hari ini tepat dua minggu setelah dimana hari kelulusan Asya. Dan juga hari ini seminggu dimana sebelum pernikahan Asya dan Rey akan dilaksanakan.

Bunda, Mami Rey dan yang lainnya juga sedang sibuk untuk mempersiapkan acara. Acara akan dilaksanakan disebuah hotel bintang lima rencananya. Meskipun di hotel, tapi Bunda Asya dan Mami Rey harus selalu memastikan apa-apanya harus sempurna.

Sedangkan Asya dan Rey sudah tak diperbolehkan lagi untuk campur tangan mengurus persiapan pesta. Mereka hanya diminta untuk mempersiapkan diri saja atau semacamnya untuk acara pernikahan mereka.

Seperti sekarang ini Asya, Icha, dan Cecil sedang melakukan perawatan di salon. Hitung-hitung untuk menghabiskan waktu, karena sebentar lagi status Asya akan menyandang sebagai 'Istri seorang CEO'. Mungkin nanti waktu mereka untuk berkumpul akan semakin sedikit.

Lalu setelah mereka selesai dengan urusan kecantikan, ketiga sahabat itu membeli beberapa dress dan baju couple. Tak lengkap juga bila kaum perempuan berbelanja ke mall tidak membeli skincare atau make up dan itu lah yang sedang mereka lakukan.

Asya memang tergolong hemat, tapi jika untuk urusan per-skincare-an, rasanya ia sudah lupa tentang hemat yang selama ini ia terapkan.

Icha geleng-geleng kepala melihat Asya yang gencar-gencarnya berburu skincare. "Emang lo beli serum, toner dan kawan-kawannya sebanyak itu bakalan dipake semua?"

Asya mengangguk dengan cepat, matanya tetap fokus membaca ingredients yang terkandung dalam skincare.

"Seriusan lo?" tanya Icha kembali memastikan.

Asya menoleh sambil tersenyum, "iya, lah serius."

Sebenarnya Asya memang memakainya, namun hanya mencoba. Jika cocok akan berlanjut, jika tidak akan jadi pajangan atau kadang ia tawari pada Icha dan Cecil.

"Mending lo donasikan ke gue deh, Sya. Satu atau dua aja udah sabi banget."

Asya kembali menoleh menatap Icha, "lo mau?" Icha mengangguk dengan cepat.

"Pilih aja yang lo mau. Tapi inget! Masing-masing produk satu macem! Nanti gue yang bayar."

Icha melebarkan bola matanya, lalu matanya menatap sekeliling. Mencari keberadaan temannya yang satu.

Setelah memastikan keberadaan Cecil jauh dari jangkauan, Icha kembali menatap Asya. "Serius, Sya? Makasi cantikkk..."

"Giliran begini, baru muji cantik," cibir Asya, lalu melanjutkan kegiatannya semula.

Icha terkekeh, dirinya juga ikut memilih skincare yang akan dikantonginya hari ini. Jarang-jarang, lho dibayarin beli skincare. Terkadang saja yang punya pacar belum tentu mendapat skincare dari pacarnya. Sedangkan Icha, meskipun jomblo tapi masih tetap bisa mendapat skincare cuma-cuma, tidak sampai cari Daddy-daddy.

"Udah selesai belum, Sya?" tanya Icha, ia sudah selesai memilih skincare.

Asya mengangguk, matanya menatap sekitar. "Cecil mana?"

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang