Jeng jeng jeng....
Aku update lagi hahaha...Vote dan komennya makin semangat yukkk💪❤️
Koreksi kalau aku salah gaiss....
Happy Reading!❤️
•
•
•
👼👼👼Asya memasuki kamar dengan membawa secangkir kopi hitam buatannya. Ia masih kesal dengan Ciya yang sok tau dengan selera Rey.
"Najis banget tuh cewe! Sok ngatur-ngatur gue, emang dia siapa? Sok paling tau selera suami gue," gerutu Asya sambil memilih pakaian Rey di lemari.
"Mis Riy iti sikinyi kipi sisi... nyenyenyenye.... Bacot banget si Ciya." Asya memutar bola matanya malas. Kalau tak ingat ada mertua dan Bundanya sudah sejak tadi Asya mencakar-cakar wajah Ciya.
Bahkan Asya melupakan rasa sakit perutnya karena terlalu kesal dengan Ciya.
Sampai terlalu asik mengumpati Ciya, Asya tak sadar bahwa suaminya sudah sejak tadi memperhatikannya di depan pintu kamar mandi.
Rey mengerutkan dahi bingung melihat Asya yang telentang di atas kasur sambil mengoceh tak jelas.
"Vio!" panggil Rey tak mendapat jawaban dari Asya.
"Vio!" Lagi, masih tak ada sahutan dari pemilik nama.
Rey mendekat dan menepuk pelan kaki Asya membuat sang empu terkejut.
"Ishh... ngagetin aku aja!"
"Kamu ngapain ngomong sendiri? tanya Rey sambil memakai bajunya.
Asya menatap Rey sinis, "siapa yang ngomong sendiri? Orang aku ngomong sama diri aku, kok!"
"Lah? Apa bedanya?" gumam Rey.
"Lagian sana pake baju dulu yang bener!" perintah Asya mendorong pinggang Rey agar menuju wardrobe.
"Santai, dong. Nanti kalau handuknya lepas gimana? Kan kamu belum siap liat aset aku, Sayang," jawab Rey yang langsung ditatap tajam oleh Asya.
"Gak usah aneh-aneh ya! Udah sana!"
"Iya, Sayang," jawab Rey lalu segera menuju wardrobe.
Asya kembali berbaring di kasur sambil memainkan ponselnya. Beberapa menit, Rey keluar sudah dengan pakaian yang lengkap.
Ia duduk di depan meja rias sambil bermain ponsel yang tak luput dari pandangan Asya. Sebenarnya Asya menunggu saat Rey meminum kopi buatannya, ia ingin tau bagaimana reaksi Rey.
Namun, reaksi Rey benar-benar tak sesuai ekspektasinya. Rey tampak biasa-biasa saja, ia masih fokus memainkan ponselnya membuat Asya ingin merampas ponselnya.
Asya rasa memang benar, rasa kopi tidak akan berubah mau siapapun yang membuatnya tetap saja rasanya sama.
Asya merubah posisinya menjadi duduk. Raut wajahnya menatap Rey kesal. "Kakak! Kok cuekin aku sih?"
Rey menaikan satu alisnya menatap Asya seolah bertanya 'kenapa?'.
"Kakak kenapa duduknya jauhan? Sini!" titah Asya dengan nada merengek.
Sedangkan Rey masih tetap pada posisinya, enggan untuk bergerak membuat Asya kembali merengek.
"Kak Rey... sini!"
"Panggil dulu yang bener, baru aku pindah," ucap Rey tersenyum manis menatap Asya membuat Asya memutar bola matanya malas.
Tanpa pikir panjang Asya segera menuruti permintaan Rey. "Mas Rey... sini!" Setelah berucap baru lah Rey berpindah di samping Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, You, and Our Baby
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! Arastasya Viona sebut saja Asya, gadis berparas cantik dan memiliki senyum manis. Di umur yang masih belasan tahun Asya diberi tanggung jawab untuk menjadi istri sekaligus ibu sambung. "Aku dan kamu akan menjadi kita d...