68. Big Baby

29.8K 2.2K 132
                                    

Halow Bestiee 👋❤️

Apa kabar? Semoga hari kalian berjalan dengan baik... selalu di jauhkan dari mara bahaya dan inget selalu jaga kesehatan.
Karena sehat itu mahal, lho....

Oh iya aku ada rencana mau buat grub chat, nih... buat para readers caritaku.
Biar kita bisa ngobrol-ngobrol, kenalan lebih deket lagi eaa... Gibahin kehidupan Asya, Rey, dan Ken atau mungkin yang lainnya.
Ada saran gak? Enaknya buat grub chat di mana?

Sebelum baca ayo dong semangat untuk vote dan komennya.... kalau bisa sharing juga sama temen-temen kalian❤️❤️❤️

Tandain kalau ada typo Bestieee....

Enjoy!

Happy Reading!❤️



👼👼👼

Rey mengeratkan pelukannya pada Ken, membuat sang empu mendengus kesal.

Ken sudah bangun sedari tadi memang, sebab dirinya terusik dengan pelukan Rey yang sangat erat. Bahkan untuk menggapai Asya yang berada di sampingnya pun Ken tak bisa.

Dengan kesal Ken memukul wajah Rey hingga Papanya memekik tertahan. "Akhssh... kok Papa dipukul sih, Nak?" tanya Rey dengan mata tertutup sambil mengusap wajahnya kasar.

Sedangkan Ken tak menampilkan wajah bersalah sedikit pun, ia malah mendongak menatap Rey tajam. Salah kan sendiri Papanya yang membuat dirinya kesal.

"Bangun Papa! Lepasin, Abang mau peluk Bunda!" tekan Ken dengan nada merajuk.

Perlahan Rey mulai membuka mata. Mencoba beradaptasi dengan cahaya. Ia menoleh pada anaknya dan tersenyum kemudian mendaratkan kecupan di pucuk kepala Ken.

"Good morning, son," sapa Rey tersenyum, seolah melupakan sikap Ken sebelumnya dan juga tatapan Ken yang terlihat kesal.

"Jangan Papa good molning-molning, Abang mau peluk Bunda! Lepasin!" dumal Ken yang sedari tadi menahan kesal membuat Rey terkekeh.

"Cium Papa dulu, emang Ken gak kangen peluk Papa?" tanya Rey menggoda. "Katanya mau jadi Abang, ya harusnya pinter dong. Jangan galak-galak," lanjut Rey mencoba merayu Ken.

Ken diam, ekspresinya tampak tengah memikirkan ucapan Rey. Setelah itu tak banyak kata Ken langsung mengecup pipi Rey sekilas.

Rey tersenyum senang, ia melepaskan pelukannya. Membiarkan putranya memeluk Asya yang masih terlelap padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh.

Asya memang tipikal orang yang sulit jika dibangunkan dari tidur, alias kebo. Tapi jika sudah bangun Asya tak akan tidur kembali, berbeda dengan hari ini. Asya tertidur kembali setelah menunaikan solat subuh. Rey tentu saja tak masalah, ia malah senang bisa memandangi wajah istrinya ditambah ini adalah hari weekend.

Asya mungkin lelah karena semalam. Dan untungnya Icha dan Cecil sebelum pulang membantu Asya terlebih dahulu untuk mencuci piring.

Rey tersenyum memandang pemandangan yang menurutnya sangat indah, dimana melihat putranya tengah memeluk Istrinya dengan sayang, bahkan Ken tak segan untuk mengecupi pipi Asya tanpa membuat sang empu terusik.

"Ken sayang banget ya sama Bunda?"

Ken mengangguk tanpa menoleh, ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Asya.

"Ken bangunin Bunda coba! Udah siang," titah Rey sembari membenarkan selimut.

"Ndaaa...." panggil Ken pada Asya. Ia menggoyang pipi Asya dengan pelan.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang