15. Keputusan

35.3K 3.5K 85
                                    

Aku update lagi nih, guys👋
Vote dan spam komen ya, guyss....

Aku pengen deh kapan-kapan bisa double update, tapi yaaa... Aku sedih kalau kalian banyak yang jadi siders.... 😭🤧

Seenggaknya vote gitu, biar aku makin semangat🙃.
Tapi ya itu opsional sih, hak kalian buat vote dan komen. Juga aku mau ucapin makasi ke kalian se-enggaknya udah luangin waktu untuk baca ceritaku🤗💚🙏.

Aku selalu usaha-in bakal rajin update😉

Oh, iya kalau ada typo titip tolong tandain okey?

Happy Reading!💚



👼👼👼

"Jadi, sekarang apa keputusan, kamu?" Tanya Rey sambil menatap Asya yang berada di sampingnya.

"Iya, Asya. Kita akan terima apa pun itu," Timpal Areta dan diangguki semuanya.

Asya meneguk ludahnya, ia gugup sangat gugup. Untung saja Ken yang berada dipangkuannya bisa mengurangi rasa gugup itu.

Dengan sekali tarikan nafas Asya mengatakannya, "Asya terima, Kak Rey," Ucapnya mantap sambil menatap sungguh wajah Rey.

Saat itu lah, semua keluarga bernafas lega. Bahkan Roland yang baru mengetahuinya tadi pun ikut senang.

Iya, saat makan malam tadi Lea dan Areta sudah menceritakannya. Awalnya Roland terkejut namun, ia tidak masalah sama sekali jika memang Asya dan Rey benar akan menikah.

Malah Roland sangat bersyukur, kalau adiknya bersama orang yang tepat.

"Terima kasih," Ucap Rey tersenyum simpul dan Asya hanya mengangguk malu.

"Tapi, sebelumnya saya ingin pastikan lagi, saya tidak ingin pernikahan kita nanti atas dasar keterpaksaan. Jadi, saya harap kita sama-sama ikhlas nantinya menjalani tugas sebagai suami-istri," Ucap Rey menatap wajah Asya dengan serius.

"Ekhm... Asya sama sekali gak terpaksa ataupun keberatan, Kak," Jawab Asya yakin.

"Terima kasih ya, Asya," Ucap Areta tersenyum haru dan lagi-lagi Asya hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Jadi, bagaimana ini untuk tahap selanjutnya?" Ucap Ayah Asya mengalihkan perhatian semuanya.

"Begini, Om. Waktu itu Rey sudah berbincang dengan Papi dan Mami untuk masalah pernikahan. Jika tidak keberatan pernikahan kami akan dilangsungkan dalam waktu dekat, bagaimana?" Ucap Rey memberi usulan.

"Saya si terserah saja dan memang saya pikir pernikahan kalian memang harus secepatnya dilaksanakan, cuman kembali lagi pada Asya," Ucap Dimas sambil melirik Asya.

"Mmm... Pernikahan ini boleh dilaksanakan sehabis kelulusan aku aja gak, Pah? Kak Rey?" Tanya Asya ragu-ragu.

"Boleh kok boleh sayang. Senyamannya kamu aja, lagian bentar lagi kamu ujian, kan? Jadi fokus dulu ke ujian," Jawab Areta cepat dan di angguki yang lain. Kecuali, Rey.

"Iya, bener itu yang dibilang, Mami. Kamu fokus dulu ke ujian akhir, nah mungkin nanti setelah seminggu kelulusan, pernikahan kalian akan segera dilaksanakan," Timpal Wisnu tersenyum pada Asya.

"Gimana, Kak?" Tanya Asya menatap Rey meminta jawaban.

"Saya juga senyamannya kamu. Tapi, kalau saya boleh tau kapan kamu mulai ujian?" Tanya Rey.

"Satu setengah bulan lagi kok, Kak. Setelah itu baru kelulusan," Jawab Asya tersenyum. Rey hanya mengangguk mengerti.

"Jadi, final ya. Pernikahan Rey dan Asya satu minggu setelah kelulusan?" Tanya Bunda Asya menatap Rey dan Asya bergantian.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang