30. Saya Lupa.....

30.6K 2.9K 70
                                    

Yang kangen Asya mari merapat! Aku bakal double update malam ini.

Nitip, kalau aku ada salah² dlm penulisan 🙏

Semoga kalian sukakkk💚😽

Happy Reading!💚



👼👼👼

Dua episode drama Korea telah Asya dan kedua sahabatnya lewati. Tatapan ketiganya menuju ponsel Asya yang bergetar.

Terlihat jelas nama kontak Rey di notifikasi beserta pesan yang Rey kirim kan juga.

Notifikasi
Bentar lagi Sah❤️
Vio, sudah tidur? Maaf mlm² mengganggu.

Bentar lagi Sah❤️
Saya lupa ingin bicarakan mahar dg kamu.

Bentar lagi Sah❤️
Ada waktu?

"Cie, yang bentar lagi halal," ledek Cecil mengerling jahil pada Asya.

"Bahasannya udah ke mahar, Browww...," timpal Icha, lalu tertawa bersama Cecil.

Dengan cepat Asya mengambil ponselnya dan membalas dengan cepat. Tak lama ponsel Asya berdering, ternyata panggilan dari Rey.

Asya meloncat dari kasur, ia cepat-cepat keluar kamar untuk menerima panggilan dari Rey.

"Halo, Kak?"

"Em, iya. Saya sempat lupa untuk bahas mahar kita nanti. Apa kamu setuju atau tidak?"

Asya mengulum bibir, tersipu dengan ucapan Rey. Padahal tak ada yang terkesan romantis dalam pembahasan ini. Ya, namanya juga lagi kasmaran.

"Oh, soal itu ya? Aku sih setuju-setuju aja, yang penting maharnya layak."

"Saya sudah bicarakan ini sebenarnya dengan Ayah kamu. Beliau setuju, tapi saya belum tau pendapat kamu. Jadi, saya rasa ini perlu kita bahas."

Asya mengangguk, ia sambil berjalan menuruni tangga, "oh, gitu. Terus gimana jadinya?"

"Saya sudah siapkan perhiasan, dan alat solat. Saya kira itu cukup. Tapi, kalau ada yang ingin kamu tambah bilang saja, yang penting masih mampu saya beri."

Asya tertegun sejenak, itu saja bagi Asya sudah sangat cukup dan tidak perlu ditambah. Bahkan lebih dari cukup.

"Em, aku gak mau nambah apa-apa lagi, Kak. Menurutku itu aja udah lebih dari cukup yang penting doa dan sahnya aja."

"Iya. Terima kasih, ya? Kalau gitu saya tutup. Kamu jangan tidur terlalu larut malam, gak baik."

"Sama-sama. Abis ini aku tidur, kok. Kakak juga jangan terlalu malam."

Terdengar suara kekehan di seberang sana, membuat sudut bibir Asya tertarik keatas.

"Saya masih ada kerjaan. Kamu saja duluan. Saya tutup, ya? Selamat malam."

"Malam."

Setelah itu panggilan tertutup. Asya menoleh ke sekitar, ternyata tanpa sadar kakinya telah berjalan sampai dapur.

Tak ingin sia-sia, Asya mengambil beberapa minuman dingin dan beberapa camilan untuk Icha dan Cecil. Karena setelah ini dirinya harus segera tidur.

Setelah dapat apa yang dicari Asya segera kembali ke kamarnya.

Bahkan Icha dan Cecil disini sudah tertidur lebih dulu, dengan posisi yang sudah tak beraturan. Ditambah laptop masih memutar drama Korea.

Asya menggelengkan kepala. Lalu camilan dan minuman kaleng tadi ia letakkan di meja belajarnya. Matanya tertuju pada jam di atas meja nakas samping tempat tidurnya.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang