20. PDKT

32.5K 3.1K 44
                                    

Hai temen-temen 👋

Sebelum baca silakan vote terlebih dahulu yah..
Kalau bisa komen di setiap paragraf-nya, dapat 100 komen dinext Chapter berikut aku bakal double update.

Aku tau kalian bisa guys.

Titip juga ya kalau nemu typing yang salah langsung tandain aku😘

Enjoy

Happy Reading!💚



👼👼👼

Setelah makanan pesanan Asya dan Rey datang, mereka segera melahapnya dalam keheningan.

Dengan sesekali Asya mencuri pandang pada Rey yang duduk di depannya. Rey tampak tenang, sedangkan Asya entah mengapa ia menjadi pasif ingin melakukan pergerakan.

Setelah beberapa menit makanan mereka tandas. Baru lah Rey memulai pembicaraan.

"Ekhem... Laki-laki yang dengan kamu tadi siapa?" Tanya Rey dengan tangan yang memutarkan ponsel tapi, fokus pada Asya.

Asya yang ditanya tiba-tiba gelagapan, ia tau yang dimaksud Rey adalah Arga.

Lama Asya menjawab Rey kembali bertanya, "Pacar kamu?" Rey mengangkat satu alisnya.

"B-bukan, aku gak pernah pacaran, Kak," Jawab Asya kikuk.

"Terus?"

"Ya temen lah," Jawab Asya sok asik.

Rey mengangguk, "Mulai dari kemarin dan seterusnya saya yang akan jemput kamu, jadi kamu simpan nomor saya. Sewaktu-waktu ada sesuatu yang penting."

"Iya."

"Ada yang ingin kamu tanyakan tentang saya?" Ucap Rey lagi. Asya langsung mengangguk cepat.

"Mmm... Kak Rey kenapa ajak aku kesini? Padahal kan bisa makan di rumah Bunda," Tanya Asya lancar.

"Saya ajak kamu kesini, supaya bisa ngobrol lebih santai tentang satu sama lain," Jawab Rey menegakkan duduknya.

"Bilang aja pdkt," Gumam Asya yang masih didengar Rey.

"Kenapa?"

"Hah? Enggak papa," Rey menggeleng dengan sebelah bibir tertarik ke atas.

"Gimana sekolah kamu?"

"Gimana apanya?" Asya mengeryit bingung.

"Sekolah kamu ada kendala dalam belajar atau tidak?" Tanya Rey lebih spesifik.

Asya mengangguk paham, "Enggak. Alhamdulillah lancar."

"Kalau Kak Rey?"

"Lancar." Jawab Rey, Asya hanya mengangguk sambil mengulum bibir.

"Ada yang ingin kamu tanyakan lagi tentang saya?" Tanya Rey kemudian.

"Emmm... Kalau aku tanya tentang Mama-nya Ken boleh?" Tanya Asya ragu. Antara penasaran dan ketakutan. Iya, Asya takut jika Rey malah marah dan tersinggung.
Dan yang lebih bodohnya kenapa, ia menanyakannya sekarang?

Rey mengangguk mantap, dengan mata yang menatap Asya dalam.
Sebelum bertanya Asya mengambil nafas terlebih dahulu agar lebih rileks. Dan, tau tidak? Terkadang saat bersama Rey jantung Asya tiba-tiba saja berdetak kencang seperti ingin keluar dari tempatnya. Maka itu Asya jadi terkesan seperti orang bodoh.

"Emmm... kalau boleh tau Mama-nya Ken sekarang dimana? Eh, bukan itu maksud aku dia sering kunjungin Ken atau enggak?" Tanya Asya cepat dengan perasaan gugup.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang