21. Mau Nikah

32.8K 3.2K 71
                                    

Sebelum kalian baca aku mau kasih tau tentang part ini. Jadi, di chapter ini waktunya aku majuin, supaya gak kelamaan untuk part² berikutnya.

Tolong correct kalau ada kesalahan ya...

Happy Reading!💚



👼👼👼

"Semangat ujiannya, sayang. Teliti kalau periksa jawaban!" Ucap Ayah sebelum Asya turun dari mobil.

"Siap, Ayah!" Sahut Asya mengangkat dua ibu jarinya.

Setelahnya, Asya keluar dan menuju kelas ruang ujiannya. Kali ini Asya dan Cecil mendapat satu ruangan, sedangkan Icha, ia berada di ruang kelas samping ruangan Asya dan Cecil.

Sedang asik berjalan di koridor ada suara yang memanggil namanya, "ASYA!" Teriak Arga dari arah belakang.

Asya kenal suaranya, maka dengan malas ia menoleh dan menaikan satu alisnya, "Ini!" Ucap Arga menyodorkan susu kotak rasa coklat.

"Buat gue?" Tanya Asya sebelum mengambilnya. Arga mengangguk, segera saja Asya ambil.

"Makasi?"

"Sama-sama, semangat ya ujiannya," Ucap Arga tersenyum manis.

"Hm... Gue duluan, thanks!" Asya segera berbalik meninggalkan Arga yang masih memandangnya dengan senyum.

"Nyesel dulu gue gak nembak dia," Gumam Arga saat Asya sudah menjauh.

Setelah Asya sampai di depan ruangan ujiannya, ia segera mencari tempat duduknya.

"ASYAAAAAAA!!!..." Teriak Icha memasuki ruang ujian Asya dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

"Berisik banget sih, Cha!" Ketus Asya memandang sengit Icha yang memasang muka murung sok manis.

"Bisa-bisanya kelas kita misah, biasanya juga gue sekelas kalian walaupun duduk paling ujung," Dumel Icha tak terima sambil memilin tali name tag miliknya.

"Yaudah, terima aja sih. Sekali-kali," Ucap Asya sambil membaca kembali materi yang sudah ia pelajari.

"Gak bisa gitu! Nanti kalau gue mau nyontek, harus nyontek ke siapa coba? Gue kebagian kelas sama anak-anak yang otaknya setelah waras," Rengek Icha membuat Asya memutar bola matanya.

"Ya, udah. Kan lo bilang setengah waras tuh, berarti masih bisa di ajak diskusi kan?" Ledek Asya, "Lagian apa bedanya lo sama mereka? Kan satu server," Lanjut Asya membuat Icha makin masam dibuat.

"Ah, udah lah lo mah," Gerutu Icha, beranjak dari kursi yang ia duduki.

"Mana lo?" Tanya Asya melihat kepergian Icha.

"BALIK LAH KE KELAS. BYE!" Teriak Icha yang sudah berjalan di depan papan tulis.

"Astagfirullah, sumpahin jangan?" Gumam Asya mengelus dada.

"AAAANJINGG! NGAGETIN AJA SIH LO!" Teriak Icha lagi membuat orang yang berada di kelas Asya ikut terkejut dengan teriakan Icha.

"Maap, bebep," Ucap Tebe, sambil mengangkat jari membentuk huruf V.

"Bikin jantungan aja, si Icha anjir."
"Gara-gara Icha, kepe'an gue robek!"
"Sarapan apa sih, si Icha? Toa kali ya," Protes anak-anak yang menjadi korban teriakan Icha.

"Maap, elah," Balas Icha cuek, "Lagian ini gara-gara si kunyuk, nih," Lanjutnya melirik Tebe yang sudah senyum-senyum menatap Icha.

Padahal Icha menatapnya sinis, heran kenapa Tebe masih bisa senyum-senyum sok manis.

"Ngapain lo senyum-senyum? Imut enggak amit iya!" Hardik Icha lalu berlalu dari sana.

"Bebep tunggu! Tebe mau kasih sesuatu nih," Panggil Tebe mengikuti langkah Icha.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang