56. Pillow Talk

34.4K 3.9K 143
                                    

Bab ini akan jadi bab yang paling ditunggu-tunggu...
Tapi aku gak tau akan nge-feel atau enggak dikaliannya.

Makin rajin dong votenya... Komennya juga...

Tandain kalau ada yg salah🙏

Happy Reading!❤️



👼👼👼

Rey menghembuskan nafas pelan yang langsung bercampur dengan udara malam. Ia mengamati mobil Mela yang bergerak keluar meninggalkan rumahnya.

Pikirannya kembali terlempar mengingat kehidupan dua tahun yang lalu. Dimana dirinya merasa sangat miris dengan kehidupannya sendiri, merasa tak beruntung, bahkan merasa bodoh. Saat itulah titik paling dangkal hidup seorang Rey. Dulu ia selalu bertanya-tanya tentang apa salahnya dan seberapa besar salahnya? Hingga mendapat takdir yang menyedihkan.

Rey tersenyum miris mengingatkan. Merasa malu sekaligus miris dengan diri sendiri. Lama memikirkan itu Rey tersentak kala mendapat pelukan tiba-tiba dari belakang. Asya pelakunya.

"Dingin," ucap Asya memeluk Rey.

Rey mengelus tangan Asya yang melingkar diperutnya. "Masuk gih, ngapain disini?"

"Temenin kamu."

Rey ingin berbalik namun Asya menahannya dan kembali seperti semula. Ia dapat merasakan kepala Asya yang menyender di punggungnya. Terasa hangat.

Keduanya terdiam cukup lama dengan pikiran masing-masing. Hingga Rey kembali tersentak saat merasakan tangan Asya yang menyelusup ke dalam kaosnya. Bahkan meraba-raba perut Rey.
"Vio, jangan gini. Kamu ngapain sih?"

"Anget, Sayang."

Rey memalingkan wajahnya, "masuk kalau kamu kedinginan. Jangan kayak gini."

Dapat Rey rasakan Asya menggeleng, membuatnya berdecak. Ia bahkan merasakan tangan Asya yang sudah meraba tubuhnya hingga dada.

"Vio kamu gak bisa dibilangin ya?"

Asya tak peduli ia terus melancarkan aksinya. Membuat Rey menggelinja geli. "I love you," ucap Asya tiba-tiba sambil mengecup punggung Rey.

Tak terdengar balasan dari Rey. Rey justru mengernyit bingung dengan sikap Asya. Ia berusaha membalikan tubuhnya, namun Asya makin mempererat pelukannya.

"Ternyata gini ya rasanya pegang badan yang ada kotak-kotaknya," gumam Asya yang masih dapat Rey dengar.

Nafas Rey terasa tercekat, ia tak bisa biarkan Asya terus begini lebih lama. Bisa gila Rey dibuatnya. Sentuhan Asya terkesan sangat sensual, membuat Rey kepalang menghadapinya.

"Ayolah, Sayang berenti jangan main-main kayak gini. Kamu dingin kan? Ayo kita tidur." Rey berusaha mengeluarkan tangan Asya dari balam kaosnya, namun Asya malah mencengkeram dadanya kuat membuat Rey mati-matian tidak menyumpah serapahi istrinya.

Asya sadar bahwa Rey tergoda, nafsunya sebagai laki-laki bangkit dan itu lah yang Asya inginkan.

Tanpa diminta Asya menghentikan aksinya yang tanpa sengaja juga membuat Rey sedikit kecewa.

Ia langsung berbalik, seketika matanya membelalak. Istrinya telah berganti pakaian dengan gaun tidur yang membuat lekuk tubuhnya terlihat serta buah dadanya yang sedikit menyembul.

"Kamu?" Rey memicingkan matanya melihat Asya yang hanya terkekeh.

"Kamu mau hak kamu sekarang? Silakan. Aku siap." Setelah mengatakan itu Asya mundur beberapa langkah dan merentangkan tangannya.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang