43. Go Back

37.1K 3.4K 178
                                    

Hai gaissss😆❤️
Seharusnya up tadi mlm, tapi baru pagi ini🙏

Next, kalau vote sampai 600

Jangan lupa vote dan komen, kalau bisa share juga ketemen-temen kalian🤠👍

Correct kalau ada typing yg salah...

Happy Reading!💚



👼👼👼

"KAKAK GAK BOLEH LIAAATTTT!" Asya berteriak sangat kencang sampai beberapa orang memperhatikan mereka.

Sedangkan Rey, dia terkejut saat tiba-tiba Asya berteriak dan menutup matanya.

"Gak boleh liat apa, Vi?" tanya Rey pelan, ia tak berusaha melepaskan tangan Asya yang menutupi matanya.

Sore ini mereka berencana ingin bermain di pantai, yang tentunya Rey harus membujuk Asya dengan beribu alasan agar Asya mau ikut.

Sebenarnya kalau Asya tak ikut ke pantai pun ia tak masalah. Namun, masalahnya Asya tak ingin ditinggal sendirian di kamar, pokoknya harus ada Rey!

Sebelum menyingkirkan tangannya yang menutupi mata Rey, Asya terlebih dahulu menyuruh Rey berbalik menghadapnya, baru setelah itu ia menyingkirkan tangannya.

Asya memasang wajah garang yang justru malah membuat Rey menyemburkan tawa.

"Ckk..., kenapa ketawa?!"

Rey berdehem untuk meredakan tawanya. "Kamu imut kalau begini," jawab Rey mencubit gemas pipi Asya.

"Iiiiiiii..... lepas, Ah! Sakit tau?!" Asya menarik tangan Rey dari pipinya.

"Iya, maaf-maaf."

Asya berkacak pinggang, menatap Rey tajam. Sedangkan Rey yang ditatap hanya menaikkan sebelah alis, bingung. "Pantes dari kemarin, Kakak maksa banget mau turun ke pantai! Ternyata mau liat orang-orang yang pakai bikini, hah?!"

Rey memalingkan wajahnya terkekeh, ia sendiri tak pernah berfikir sampai situ sebelumnya. Jadi maksud Asya tadi, ia tak boleh melihat karena disekelilingnya banyak orang memakai bikini? Lucu, menurutnya.

"Pokoknya kita harus balik lagi ke kamar! Gak usah main di pantai!!"

"Tapi tanggung, lho Vio... kita udah setengah jalan masa mau balik lagi?" tanya Rey dengan nada yang terdengar lemah.

"Pokoknya gak boleh ke pantai, titik!" kekeuh Asya bersedekap tangan. Sedangkan Rey lagi-lagi menghela nafas berat.

"Ayooo... Kak!" rengek Asya sambil menarik-narik tangan Rey.

Rey tampak diam sejenak, membuat Asya semakin merengek dibuatnya. "Oke. Kalau gitu kita buat penawaran aja gimana?" ucap Rey membuat Asya langsung diam, tampak memikirkan ucapan Rey.

Dengan rasa ragu Asya menjawab, "penawaran apa?"

"Nanti setelah sampai kamar saya beri tahu," jawab Rey dengan senyum misterius.

Mereka pun berbalik kembali menuju kamar. Ada sedikit rasa kecewa karena tak bisa bermain di pantai, namun ia juga tak tega dengan Asya.

Setelan sampai kamar Asya kembali bertanya dengan penawaran yang Rey bicarakan sebelumnya.

"Jadi...?"

"Kamu yang pakai bikini disini, mau?" jawab Rey enteng sambil duduk di sofa yang ada.

Asya langsung menatap Rey tajam dengan mulut terbuka. Gila! Apa ternyata ini sifat Rey sebenarnya?

Lama Asya terdiam, suara tawa Rey lebih dulu menggelegarkan. Membuat Asya yang masih dilanda terkejut makin terkejut dan kesal.

"IIIISSS! KAKAK APA-APAAN, SIH?! GAK LUCU!" teriak Asya lalu menuju kasur dan merebahkan dirinya.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang