Sebelum baca budayakan Vote terlebih dahulu ya....
Tolong tandai kalau ada typo² guys, okey?
Jangan lupa Coment yang banyak...Happy Reading!💚
•
•
•
👼👼👼Asya menghela nafas kasar setelah menutup sambungan telpon. Pasti dirinya akan dimaki habis-habisan oleh kedua temannya itu.
Ia terlalu keasikan bermain dan mengobrol bersama Ken sampai melupakan teman-temannya yang membawanya kesini.
"Kenapa, Sya?" Tanya Areta.
"Oh? Itu, Mi temen aku izin pulang duluan," Ucap Asya tersenyum kikuk.
"Eh, aduh Mami jadi gak enak nih. Karena Ken kamu jadi lupain quality time sama temen-temen kamu," Ucap Areta dengan rasa bersalah.
"Gak apa-apa kok, Mi. Asya malah seneng bisa ketemu Ken apalagi ngeliat Ken makannya lahap," Sahut Asya tersenyum manis kemudian, menatap Ken lalu mengelus pucuk kepalanya, "Pinter deh anak Bunda. Eh—"
Asya langsung membulatkan mata sambil mengulum bibirnya karena menyebut Ken sebagai anaknya. Sedangkan Areta tersenyum penuh makna. Sepertinya keputusannya yang ini tidak akan salah.
"Gak apa-apa kali, Sya. Oh iya kamu pulang dengan siapa? Apa ada yang jemput?" Tanya Areta mengalihkan pembicaraan.
"Paling aku pesen ojol, Mi," Sahut Asya.
"Gimana kalo pulangnya bareng kita aja? Kebetulan kalau hari sabtu, Rey pulang cepet. Biar sekalian, mau ya? Sebagai ucapan rasa terima kasih dan permintaan maaf Mami karena ganggu waktu kamu sama temen-temen," Rayu Areta memohon membuat Asya merasa tidak enak.
"Hmmm. Aku takut ngerepotin, Mi. Apalagi Kak Rey juga pasti cape pulang kerja," Tolak Asya dengan halus.
"Ih, enggak kok. Malah Mami yang ngerasa udah ngerepotin kamu. Mau ya, Sya?" Tanya Areta penuh harap, Asya pun mengangguk meng-iyakan.
"Katanya sebentar lagi Rey sampe, kita tunggu di basement aja yuk!" Ajak Areta setelah melihat pesan dari Rey.
"Juli, kamu gendong Ken ya!" Titah Areta pada baby sitter Ken.
"Baik, Bu."
"Biar Asya aja, Mi yang gendong Ken. Mbanya yang bawa barang-barang Ken aja," Ucap Asya segera menggendong Ken.
Areta mengangguk tersenyum.
Sesampainya di basetment ternyata mobil Rey sudah menunggu. Dengan Segera Areta menghampirinya lebih dulu, untuk memberi tahu Rey bahwa ada Asya yang ikut bersama mereka.
"Sya, kamu duduk di depan aja sama Ken, biar Mami sama Juli duduk di belakang!" Ucap Areta pada Asya setelah posisi Asya ada di sampingnya.
Asya hanya mengangguk, lalu segera membuka pintu mobil untuk masuk. Saat ingin masuk Asya nampak menutupi kepala Ken takut jika terjentur atap mobil.
Asya tersenyum kikuk pada Rey. Tapi, Rey hanya menatap datar membuat Asya tidak enak hati. Untung saja terdapat Ken disini yang memecahkan suasana canggung.
"Apaaa ini unda. Unda usulin Ken adi," Adu Ken pada Rey dan dibalas senyuman.
"Udah, Mam?" Tanya Rey pada Mami-nya.
"Sip," Jawab Mami-nya mengacungkan jempol.
Mobil Rey pun melaju membelah jalanan padat Jakarta menuju rumah Asya. Untung saja Rey sudah tau rumah Asya, jadi Asya tidak perlu membuka suara untuk menunjukkan arah pada Rey.
"Unda ada mbum entek!" Tunjuk Ken pada mobil truk yang melaju di depan mobil mereka.
"Wah iya ada truk. Besar banget yah mobilnya?" Ucap Asya menanggapi ucapan Ken.
"Iyah. Ken unya mbum entek dilumah anyaak angett apa beliin," Ucap Ken bercerita pada Asya dengan antusias, Asya pun selalu meresponnya.
Rey yang berada di sampingnya tersenyum tipis mendengar interaksi putranya dengan Asya. Sedangkan, Areta dan baby sitter yang duduk di belakang mereka juga ikut tersenyum dengan sesekali Areta menimpali ucapan Ken dan Asya.
Setelah beberapa menit akhirnya mobil Rey berhenti di depan gerbang rumah Asya.
"Gak mau mampir dulu Mi, Kak?" Tanya Asya saat hendak turun.
"Tidak, terima kasih," tolak Rey sopan namun dengan pembawaan yang datar dan sangat formal membuat Asya menelan ludah kasar.
"Rey, lembut dikit kenapa sih?" Protes Areta pada Rey.
Rey tak menjawab dan terjadi keheningan beberapa detik sebelum Areta memecahkannya.
"Yaudah siniin Kennya, Sya!" Ucap Areta sambil mengulurkan tangan untuk mencapai Ken.
Asya menghadap belakang sebelum itu ia melepaskan seatbell terlebih dahulu baru memberikan Ken pada Areta.
Untungnya Ken sudah tidur karena kelelahan setelah mengoceh panjang lebar. Jadi, ia tidak merengek saat melihat Asya kembali kerumahnya.
"Makasih ya, Sya," Ucap Areta tulus.
"Iya Mi sama-sama. Aku juga makasih Mi, Kak Rey udah mau anter Asya pulang," Ucap Asya berterima kasih setelah itu keluar dari mobil Rey.
Rey membuka kaca di samping pengemudi agar Asya dapat melihat ke dalam.
"Hati-hati ya," Ucap Asya dengan melambaikan tangan pada mereka, sebelum mobil Rey melaju dan meng-klakson memberi tanda mereka segera melajukan mobilnya bersamaan dengan itu kaca mobil Rey kembali tertutup.
👼👼👼
Asya merebahkan dirinya di ranjang king size-nya. Asya menghela nafas lelah. Huh, Asya jadi teringat saat ia mengucapkan 'pinter deh anak Bunda.'
"Huaaa, kok gue bisa ngucapin itu sihh? Yakali gue jadi Mama Mama," Rutuk Asya pada diri sendiri.
"Tapi kalo dipikir-pikir lucu kali ya kalau gue punya anak? Hehehe....." Gumam Asya sambil terkekeh membayangkan dirinya menjadi seorang Ibu.
"Ih, kok gue jadi mikir kesitu sih? Mending gue mandi dari pada otak gue ngebul," Monolog Asya segera beranjak memasuki kamar mandi.
Setelah selesai Asya mandi, ia menunaikan sholat asharnya.
👼👼👼
Disisi lain mobil Rey baru saja memasuki pekarangan rumah. Sebelum Rey melangkah masuk ke dalam rumah Areta lebih dulu memanggilnya.
"Rey?" Panggil Areta pada Rey yang sudah berada diambang pintu.
"Kenapa, Mam?" Sahut Rey dengan dahi berkerut.
"Nanti malam Mami dan Papi mau bicara serius dengan kamu. Setelah makan malam kamu dateng ke kamar Mami Papi ya?" Ucap Areta dengan wajah serius.
Rey tersenyum menatap Maminya yang menunjukkan raut wajah serius, "Iya, Mam. Emang tentang apa sih? Kayanya serius pake banget," Ucap Rey di akhiri kekehan.
"Kamu!" Jawab Areta lalu berjalan memasuki rumah lebih dulu. Sedangkan Rey mengerutkan dahi bingung.
Rey ini termasuk orang yang asik dengan keluarganya tapi, jika dengan orang lain dinginnya sangat luar biasa. Bukan berarti ia akan dingin jika dengan clien, bisa-bisa clien-nya tidak ingin menjalin kerja sama dengan perusahaannya.
Rey mengendikkan bahu acuh. Lalu menyusul masuk ke dalam rumah.
TBC.
Jangan lupa Voment guys!🤗🤗❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Me, You, and Our Baby
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! Arastasya Viona sebut saja Asya, gadis berparas cantik dan memiliki senyum manis. Di umur yang masih belasan tahun Asya diberi tanggung jawab untuk menjadi istri sekaligus ibu sambung. "Aku dan kamu akan menjadi kita d...