Nih, yang masih kangen aku up lagi. Semoga terbalaskan ya kangennya 🤣.
Happy Reading!💚
•
•
•
👼👼👼"Pagi, Bun," sapa Asya saat dirinya tiba di dapur.
"Pagi, Sayang."
"Tolong bantu Bunda rapihin makanan di meja ya?" Lea menunjuk nasi goreng yang sudah ia wadahi dalam wadah nasi.
"Siap, Bun." Asya dengan segera menuruti ucapan Bundanya.
Setelah makanan siap, Bunda pergi sebentar untuk memanggil Ayah di kamar. Asya hanya mengangguk sambil bermain ponsel.
"Hey, Sya! Main hp terus," tegur Dimas, Ayah Asya yang baru saja datang disusul Bunda.
"Eh, Ayah. Pagi, Yah." Asya langsung menyimpan ponselnya di atas meja.
Dimas mengangguk, "kemarin gimana ujiannya? Lancar semua?"
"Lancar dong, Yah."
"Sip. Anak Ayah emang pada cerdas-cerdas. Makanya belum lulus aja udah ada yang lamar." Mendengar ucapan Ayahnya Asya langsung mendengus sebal.
"Masi pagi, Yah. Udah ledekin aku aja," protes Asya cembetut.
Dimas tertawa sambil menggeleng kepala. "Siapa yang ledekin kamu? Memang benarkan?"
"Iihh...... Ayah!"
"Yah, udah, deh!" tegur Bunda yang sedang mencentongkan nasi goreng pada piring Ayah.
"Wih, udah rame aja, nih." Semua perhatian tertuju pada Roland, Abang Asya.
"Loh? Abang gak kerja?" tanya Asya penasaran.
"Enggak, dong. Abang disuruh libur sama calon suami kamu," jawab Roland mengambil duduk di samping Asya.
"Dih, tumben banget, baik," decak Asya mengingat sangat jarang sang Abang bisa libur.
"Ya kan bentar lagi jadi adek ipar Abang," sahut Roland menaik-turunkan alis.
"Ck, dasar pilih kasih."
"Gak boleh gitu! Bentar lagi jadi suami kamu, tau?"
"Iya-iya."
"Udah, jangan pada ngobrol terus. Sarapan dulu!" tegus Bunda Asya yang di angguki kedua anaknya.
"Sya, kamu kalau libur tiap pagi kaya begini?" tanya Roland disela-sela kunyahannya.
Asya mengangguk tanpa menjawab. Memang ada yang salah dengannya?
"Buluk banget. Pasti belum mandi," celetuk Roland membuat Asya berhenti mengunyah ditengah-tengah kunyahan nikmatnya.
Asya memandang Roland yang menikmati sarapannya dengan khidmat dengan pandangan horor. Sedangkan Ayah dan Bundanya menahan tawa yang ingin mereka semburkan.
"Abang kok ejek aku, sih?" tanya Asya kesal.
"Abang gak ejek kamu, astaga. Emang bener kamu tuh buluk banget, bukannya pagi-pagi mandi kek biar seger." Roland menjawab dengan santai.
"Gak mandi juga udah seger, kok. Kan tadi subuh kena air wudhu!"
"Iya-iya udah, lanjutin lagi sarapannya. Makin gede makin baperan," ucap Roland kembali melanjutkan sarapannya yang tertunda.
Asya menggerutu sebal tapi tetap melanjutkan sarapannya.
👼👼👼
Pukul sepuluh, setelah membantu Bundanya membersihkan rumah, Asya tak langsung mandi. Ia memilih merebahkan tubuhnya di sofa depan tv terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, You, and Our Baby
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! Arastasya Viona sebut saja Asya, gadis berparas cantik dan memiliki senyum manis. Di umur yang masih belasan tahun Asya diberi tanggung jawab untuk menjadi istri sekaligus ibu sambung. "Aku dan kamu akan menjadi kita d...