SEKOLAH

1.3K 190 0
                                    

Setelah pertandingan selesai dan pemenangnya adalah tim Levich Keysa berdiri dan bertepuk tangan melihat anaknya yang berjalan kearahnya. Leon memberikan handuk kecil pada Keysa dan Keysa langsung menerimanya.

"Wahh hebat banget top markotop mahh!" Kata Keysa setelah Levich berada di depannya.

Levich mengangguk dia kemudian menundukkan wajahnya dan meminta agar Keysa mengelap keringat yang membasahi wajah Levich. Keysa berdecak pelan namun dia tetap mengelap wajah Levich dengan sedikit berjinjit.

"Kalian cepet tinggi banget si.. apa gue yang kependekan yah" gumam Keysa.

"Gapapa ko bunda pendek, ngegemesin malah" ujar Levich.

Keysa tentu saja mengangguk bahkan di usia Keysa yang sudah berkepala 3 lebih ia masih cocok memakai seragam sekolah ini. Selesai mengelap wajah Levich, Leon memberikan air minum pada kakaknya itu. Dan Keysa kembali duduk, dia masih menatap Levich yang berdiri menjulang di depannya.

"Setelah ini ada apa lagi?" Tanya Keysa.

"Lomba futsal, voli sama bulu tangkis iya kan bang?" Kata Leon.

Levich duduk dan mengangguk, dia meletakkan botol air minum di sampingnya kemudian beralih menatap ibu dan adiknya itu.

"Bunda mau liat semua itu?" Tanya Levich.

Keysa tentu saja mengangguk, ia ingin bernostalgia tentang masa putih abu-abu nya yang sudah kandas di tengah jalan itu. Levich mengangguk dan mereka kembali melihat kearah lapangan yang sudah berisikan team futsal.

"Levich kita boleh gabung?" Tiba-tiba terdengar suara seorang gadis di samping Levich.

Keysa dan Leon ikut menengok kearah gadis itu. Gadis cantik namun sayang melihat tatapan gadis itu pada Keysa yang terkesan tidak suka membuat Keysa menarik kembali kata cantik yang tadi ia ucapkan.

Levich melirik kearah Keysa, Keysa mengangguk kecil kemudian Levich mengangguk. Dua gadis itu pun duduk di samping Levich. Mereka ikut menonton pertandingan futsal di depan mereka.

Keysa mendelik saat seorang siswa mengangkat kaosnya keatas dan memperlihatkan kotak-kotak di perut siswa itu. Tangan Leon dan Levich langsung menutup mata Keysa. Leon mantap tajam pria itu sedangkan Levich terlihat berdecak pelan.

"Loh loh ko jadi gelap. Seperti mati lampu ya..." Kata Keysa kemudia dia tertawa.

Tangan Levich dan Leon menyingkir dari hadapan Keysa setelah dirasa aman. Keysa menatap kedua anaknya secara bergantian, mereka terlihat menahan kesal melihat tingkah bocah tengil tadi.

"Hadehh,,, " Keysa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kesya melirik kearah dua siswi yang sedang menatapnya. Keysa menaikan sebelah alisnya kemudian tersenyum miring. Dia akan sedikit bermain-main dengan emosi mereka.

"Kalian kenapa ko keliatan sebel gitu?" Tanya Keysa.

Leon terlebih dulu menjawab dia mengatakan kalau pria tadi terlalu jelek untuk dilihat. Keysa tertawa kemudian ditambah perkataan levich yang mengatakan kalau abs pria itu jelek lebih bagusan absnya membuat Keysa hampir saja tekencing-kencing disana.

Keysa berhenti tersenyum kemudian dia menaikan sebelah alisnya.

"Loh emang abs kalian ada berapa?" Tanya Keysa.

"6 lebih mau 7 " kata Levich.

Woww... Keysa sedikit terkejut dengan penuturan Levich dia kemudian menatap Leon Leon pun ikut mengangguk membenarkan penuturan Levich.

"Ah ga percaya, kalo belum liat ga percaya gue" kata Keysa sembari tersenyum miring.

Kedua anaknya kompak memegang masing-masing tangannya. Kemudian mereka mengarahkannya pada perut mereka masing-masing. Levich bahkan sampai memasukan tangan Keysa kedalam kaosnya. Keysa terkejut, memang benar ada 6 lebih. Keysa menatap tak percaya kearah keduanya. Entah mengapa dia merasa bangga..

Sedangkan siswi yang melihatnya menahan nafas dan menatap tak percaya kearah Keysa. Sedangkan Keysa tersenyum puas dia menarik kembali kedua tangannya dan mengangguk.

"Hebat loh" kata Keysa. Levich tersenyum bangga sedangkan Leon dia terlihat malu-malu.

Selesai melihat pertandingan perut Keysa keroncongan dan dia meminta agar mereka makan terlebih dulu. Kini Keysa tengah duduk di dalam kantin yang lumayan ramai murid, entah itu dari sekolah ini atau dari sekolah lain yang mengikuti pertandingan persahabatan.

Levich sudah berganti pakaian karena kaos olahraga tadi sudah basah oleh keringat. Keysa menatap bakso di depannya dengan berbinar. Dia sangat merindukan bakso kantin yang ia sering makan dulu saat bolos jam pelajaran.

Keysa segera melahap bakso itu dan tersenyum senang setelah mengetahui rasanya sangat enak. Dia kemudian berhenti ketika melihat kedua anaknya yang tak kunjung memakan bakso mereka.

"Loh kenapa?" Tanya Keysa. Levich dan Leon segera berpindah tempat menjadi di depan Keysa kemudian keudanya membuka mulutnya secara bersamaan.

Keysa tersenyum dia kemudian mengambil alih dua mangkuk bakso milik mereka dan menyuapi kedua anaknya seperti biasa, dia menatap Levich dan Leon yang sedang memakan bakso suapannya dengan wajah haru. Mereka cepat sekali besar, Leon yang menyadari ekspresi Keysa kemudian segera bertanya.

"Bunda kenapa?" Tanyanya lirih.

Keysa menunduk dia kemudian kembali menyuapi Leon dan Levich.

"Dulu kalian kecilll banget dan sekarang liat udah gede. Kalian ga malu apa diliatin seisi kantin hm?" Tanya Keysa. Mereka berdua menggeleng, mereka cenderung bodoamat dengan sekitar selagi itu tidak menganggu mereka.

"Ck, dasar. Kalian harus makan sendiri hm kalo bunda ga ada kalian mau minta suapin sama siapa?" Tanya Keysa.

Wajah Levich dan Leon berubah datar. Keysa tersenyum kecil melihat perubahan raut wajah kedua anaknya itu.

"Bunda jangan ngomong gitu" kata Levich.

"Bunda harus selalu suapin kita" kata Leon lagi.

Keysa mengangguk dia kemudian kembali menyuapi bakso yang ada didepannya pada kedua anaknya itu.

"Kalian tau bunda dulu suka bolos sekolah" kata Keysa.

"Ga kaget si" kata Levich. Keysa berdecak pelan dia kemudian kembali melanjutkan ceritanya.

"Dulu bunda sering masuk BK, dihukum keliling lapangan, karena ketahuan bolos" lanjutnya lagi.

"Bunda selalu make nama Kayla si pembuat onar buat ngerusuh di luar jam sekolah"

Kening Leon dan Levich berkerut mendengarkan perkataan Keysa barusan.

"Loh nama bunda kan Keysa bukan Kayla" kata Leon.

Keysa mengangguk dia kemudian menatap lekat kedua anaknya.
"Itu nama samaran. Dan cuma kalian yang tau, stt jangan kasih tau siapapun oke" kata Keysa.

Levich dan Leon mengangguk, dan mereka berdua kembali menerima suapan bakso yang Keysa sodorkan.

Tandain Typo pliss...

Votee

Nightmare or Sweet dream S1&S2 {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang