LEVICH vs LEON

1.2K 198 36
                                    

Leon menatap tajam dengan tangan terkepal kearah bangunan di depannya. Ia melihat kakaknya sedang duduk dan bermain bersama teman-temannya. Leon menggeram marah melihat wajah kakaknya yang terlihat bahagia padahal bundanya dalam keadaan buruk.

Setelah kepergian Levich, Keysa terus saja menyalahkan dirinya sendiri. Xander tak henti-hentinya mencoba menenangkan istrinya agar berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Mereka berdua salah karena sudah menunda saat mereka ingin menyampaikan hal ini pada Levich namun baru saja mereka ingin membicarakan ini saat ulang tahun Levich nanti namun semuanya kacau.

Keysa sampai pingsan saat khawatir tentang anak pertamanya yang tidak pulang kerumah selama dua hari. Leon berulang kali mencoba mencari kakaknya namun ia tidak melihat kakaknya di sekolah. Setelah mencari tau dia akhirnya menemukan kakaknya yang berada di rumah temannya.

"Leon lo yakin mau masuk kesana?" tanya seorang pria di samping Leon.

Itu Jem teman satu kelasnya, Jem melihat ngeri kearah depan dia tidak ingin mereka berdua babak belur karena masuk kedalam rumah geng yang ditakuti di sekolah.

"Kalo lo takut mending lo disini aja" Kata Leon.

Leon mulai masuk, dia sudah tidak peduli jika harus babak belur disini. Ia hanya ingin membawa Kakaknya kembali ke rumah dalam keadaan sadar ataupun tidak. Bahkan jika perlu ia akan menghabisi semua teman-teman Levich yang mencoba menghalanginya.

Jem terlihat menghela nafas kemudian mengikuti Leon dari belakang. Ia tau sedikit tentang permasalahan ini, dia tau kalau Levich pergi dari rumah dan Bunda mereka jatuh sakit selebihnya Leon hanya menatapnya tajam saat ia menanyakan lagi.

"Wah siapa nihh"

Leon menatap datar kearah pria di depannya. Pria itu memegang rokok di tangannya, Leon melirik kearah Levich yang tengah menghisap putung rokok dengan tatapan marah.

"Bang pulang" Kata Leon tanpa basa-basi pada Levich.

Levich menaikan sebelah alisnya sembari menatap Leon. Ia membuang putung rokok ditangannya dan menghampiri adiknya.

"Lo ngapain kesini? Pulang, ini bukan tempat buat anak kecil main" kata Levich.

Leon mengepalkan kedua tangannya dan menatap Levich penuh amarah. Dia bukan anak kecil lagi.

"Hahahaha liat anak Bunda marahh" kata Pria tadi sembari mengejek Leon, semua orang disana nampak tertawa sembari menatap rendah Leon.

"Udah sana minum susu aja dirumah sambil liat kartun" Saut pria lainnya.

Leon menatap kakaknya yang hanya diam, dia tidak terpengaruh pada perkataan orang gila disini ia hanya ingin membawa Levich pulang, demi Bundanya yang ia sayangi.

"Bang pulang" kata Leon lagi, dia mencoba bersabar kata Bunda orang sabar diasayang tuhan bukan..

"Males, lagian bukannya gue pergi kalian bahagia?" tanya Levich.

"Kata siapa?"

"Lo pikir gue gatau?  Udah lo pulang aja" Kata Levich lagi sembari berbalik.

"Bunda sakit"

Levich berhenti dan terdiam sesaat, namun dia tidak berbalik dan kembali melangkah maju.

"BUNDA SAKIT KARENA LO BANG!" teriak Leon.

"LO GATAU GIMANA KHAWATIRNYA BUNDA HAH! LO GATAU GIMANA SEDIHNYA BUNDA KARENA LO BENTAK?!"

Leon menahan nafasnya sejenak, dia mencoba meredam amarahnya yang mulai memuncak.

"Pulang bang omongin baik-baik masalah ini sama Bunda" kata Leon dengan nada yang sudah berganti menjadi halus.

"Lo tau apa tentang masalah gue?  LO TAU APA?!" Levich berbalik dan menunjuk Leon dengan jari telunjuknya. Dia menatap tajam adiknya itu.

"Bang jangan ambil kesimpulan cuma dari satu sisi, coba abang tanya ke Bunda dan simpulin semuanya. Lo bodoh bang udah percaya mereka yang jelas-jelas ada di pihak musuh keluarga kita." kata Leon.

"Mana ada orang mau ngomong baik tentang musuhnya" lanjut Leon.

"Lo gausah ikut campur" kata Levich.

"Sayangnya gue bakalan ikut campur kalo itu udah menyangkut Bunda" kata Leon sembari maju kearah Levich.

Teman Levich berdiri dan salah satu dari mereka mendekat kearah Leon dan melayangkan pukulan namun Leon bisa menghindar dan perkelahian 5 vs 1 pun terjadi.

Jem hanya terdiam sembari mengigit jarinya, dia khawatir kalau Leon akan terluka namun dia sendiri tidak bisa berkelahi. Namun ia juga tak tega melihat Leon yang melawan 5 orang sendirian. Akhirnya Jem ikut membantu Leon walaupun beberapa kali dia harus mendapatkan pukulan di wajah dan bahunya.

*Bughh*

*Krekk*

*Bughh*

Satu pukulan berhasil mendarati pipi Leon, Leon menatap pria itu tajam. Akan ia pastikan dia tidak akan dapat menggunakan tangannya itu lagi.

*Bugh*

Leon memukuli pria itu dengan membabi buta, bukan babi ngepet yang sempat menghebohkan dunia maya belakangan ini..

Leon marah dia sangat marah, dia menghabisi seluruh teman Levich sampai mereka terkapar ditanah dan tidak bergerak sama sekali. Dia tidak peduli entah mau mati ataupun sekarat. Dia menggeram menatap Levich di depan, tidak ada yang boleh membuat Bundanya sedih!.

"Pulang atau mau gue habisin disini?!" tanya Leon.

Levich sedikit mundur dia juga tau kalau kemarahan Leon sangat mengerikan. Namun dia akan mencoba melawan Leon kali ini.

"Hee gabaik adek abang gelut hee" kata Jem panik setelah melihat Levich yang mulai memukul Leon.
....

Keysa terduduk diatas sofa sembari menatap kearah pintu, dia berharap Levich akan pulang saat ini. Namun sudah berjam-jam dia duduk disana tapi tidak melihat Levich pulang.

Keysa menunduk dia menangis dalam diam, hatinya sangat sakit melihat tatapan benci yang ditujukan untuknya dari anak pertamanya. Dia sendiri sudah bersusah payah melahirkan Levich, dia bahkan menahan semua rasa sakitnya dan mencoba hidup bahagia bersama Xander.

Kalian pikir itu mudah? Tentu saja tidak, dia berulang kali menutupi kesedihannya dengan senyuman yang selalu ia tunjukkan pada keluarganya.

Ia malu, sangat malu bahkan sampai saat ini dia masih malu dengan keluarga Xander. Dia malu karena Xander harus menikahi wanita sepertinya. Dan sekarang dia sedih, sangat sedih dengan kenyataan ini.

Pengin update hehe...

Jangan lupa votee

Leon atau Levich ni yang menang??
Ayo taruhan permen kiss 😂😂

Nightmare or Sweet dream S1&S2 {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang