Xander duduk di depan ruang UGD, beberapa saat yang lalu ia membawa Keysa yang sudah pingsan ke rumah sakit. Tangan Xander penuh dengan darah, dia menangis melihat darah Keysa ditangannya.
"Ayahh" Leon berlari dan langsung duduk disamping Xander.
Melihat lampu merah di pintu UGD masih menyala serta air mata Xander, Leon segera memeluk ayahnya mencoba memberikan kekuatan pada pria itu.
Levich duduk di samping kanan Xander dan mengusap pelan darah di tangan pria itu. Dia yakin Bundanya akan dapat melewati semua ini.
Tak lama keluarga Minerva datang, mereka terlihat sangar khawatir saat melihat Xander serta darah di tangannya.
"Ya ampun Xander" Bethany langsung menghampiri Xander dan memeluknya erat.
Mendapat pelukan dari ibunya Xander menangis, dia merasa gagal menjaga Keysa. Seharusnya dia tidak menghadiri rapat sialan itu, seharusnya dia lebih mementingkan Keysa dibanding rapat itu.
"Keysa dia-"
"Stt jangan panik, tenang oke... Mamih yakin Keysa bisa ngelewatin semua ini" kata Bethany dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.
Kedua tangan Bethany bergerak mengusap kepala Levich dan Leon kemudian dia memeluk mereka bertiga.
Milli memeluk Xavier dengan erat, dia ikut sedih mendengar keadaan Keysa. Xavier membalas pelukan istrinya itu dan menatap lekat kearah pintu UGD.
"Ayo Keysa gue yakin lo bisa ngelewatin semua ini" Gumam Xavier.
Noran yang berada disamping ibunya ikut sedih, dia merapalkan doa agar Keysa dapat melewati semua ini dengan baik. Dia tidak ingin kehilangan musuh bebuyutannya itu.
Dokter keluar dan mereka semua langsung menatap dokter tersebut. Dokter tersenyum dan mengatakan kalau Keysa berhasil melewati masa kritisnya.
"Nyonya Keysa baik-baik saja, dia baru saja melewati masa kritisnya" kata Dokter tersebut.
Semua orang menghela nafasnya lega terutama Xander yang berucap syukur berulang kali di hatinya.
"Sekarang kita akan memindahkan Nyonya Keysa ke ruang rawat inap" kata Dokter tersebut.
Tak lama beberapa suster dan dokter lainnya keluar, mereka mendorong brangkar berisikan Keysa yang tertidur dengan banyak peralataan medis yang melekat di tubuhnya.
Xander menatap sedih kearah Keysa yang memucat. Mereka akhirnya beranjak dari sana mengikuti dokter dan perawat itu. Sudah berapa kali belakangan ini gadis itu selalu keluar masuk rumah sakit.
Setelah Keysa di pindahkan dan anggota keluarga lainnya pulang Xander duduk sembari menggenggam erat tangan Keysa.
"Maaf.. Sayang buka mata kamu, pasti sakit banget kan.. Maaf" gumam Xander.
Ia beralih menatap wajah Keysa dan mencium dahi gadis itu singkat. Bisa dibilang setiap kejadian yang meninpa Keysa ia akan menjadi lemah. Bagaimana tidak, ia sangat mencintai Keysa, dia tidak ingin kehilangan wanitanya itu.
Levich dan Leon menghampiri ayahnya, mereka ikut mencium pipi Keysa.
"Bunda bangun ya kita udah balas semuanya" kata Leon.
Xander menatap kedua anaknya secara bergantian, apa maksud mereka? Membalaskan? Semuanya? Kepada siapa? Apa mungkin Ella?.
"Ayah kita main-main sedikit sama Ella gapapa kan?" tanya Leon dengan wajah sedikit takut. Kalau ayahnya marah habislah dia.
"Dimana?" tanya Xander dengan suara datarnya. Levich dan Leon saling menatap satu sama lain kemudian Levich menjawab.
"Hutan" kata Levich.
"Ayah marah sama kita?" tanya Levich.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare or Sweet dream S1&S2 {HIATUS}
Fantasy•...• 21+ Season 2 On Going ♡ Kayla anaysa tidak pernah menyangka setelah kematian kocak yang terjadi ia malah kembali bangun menjadi istri seorang presdir kejam (Raden). Ditengah-tengah kekesalannya pada Raden Keysa bertemu dengan Xander, pria mist...