Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa
Hiasi dengan vote dan komen nya.
Hati - hati ada typo
Btw ini cerita pertama kakak,
Dan Kakak akui masih berantakan banget yah wkwk jadi kalau misal bab 1 udajlh gak enak langsung ke Fardan Margantara aja gak papa : v ada dikamar sebelah emh!
maksudr nyong Nang lapak sebelah.SELAMAT MEMBACA.
Wassalamu'alaikum.
.
.
."Pengin sembuh padahal gak sakit apa - apa, pengin bangkit padahal gak punya trauma apa - apa, pengin nangis padahal gak tau sebabnya apa, isi kepala ramai banget padahal gak tau mikirin apa."
DIRGA DEWANTARA
23 th
Gluprakkk....
Semua penonton bersorak
tubuh kekar baru saja terbanting diatas matras, keringat bercucuran, seragam putih dengan sabuk hitam melekat pada tubuh yang mulai melemas karena pukulan secara berulang dari sang lawan.Wasit mulai menghitung mundur,badan seorang Dewantara sudah tak berdaya, matanya mulai terpejam namun kembali sadar dan melihat langit - langit.
Terlintas dalam bayangannya bahwa ada hal yang harus dia perjuangkan, Dialah seorang Ibu yang sedang terbaring sakit di rumah, dan terdengar di telinga Dewa suara tangis anak kecil perempuan yaitu adiknya yang berdiri di desakan penonton.
Hampir selesai wasit menghitung. semangat pun kembali berkobar dan Dewa pun bangkit lalu
Mengusap darah yang menetes di ujung bibirnya dengan punggung tangan.Tatapan tajam terhadap lawan, ambisius terhadap kemenangan kini meledak di otak Dewa, dia pun menghajar lawan merebut kembali poin yang sudah dirampas tadi lawan pun kewalahan sampai jatuh dan pingsan .
Penonton pun bersorak,.hingga kemenangan pun dapat dia raih.
Dengan nafas masih terengah - engah,jantung berdegup kencang dewa naik ke atas panggung dan menerima hadiah piagam beserta uang tunai, pertandingan taekwondo memang selalu dewa taklukan meski awalnya membuat orang sekitar dibuat tegang dan tercengang .
Zaida Amaltha ( 18 Th)
Qinandita ( 12 th)Zaida dan Qinan yang berada di bawah panggung tersenyum bahagia atas kemenangan kakaknya.
Dewa pun mengarahkan bola matanya menatap kedua adik perempuannya dengan tatapan haru dan juga senyum tipis.
Setelah acara pertandingan selesai Dewa dan kedua adiknya segera pulang dan hendak membawa Ibunya untuk segera di bawa ke Rumah sakit.
"Assalamualaikum, Bunda." Dewa langsung memeluk tubuh wanita yang sudah ringkih dan bermuka pucat.
"Wa'alaikumsalam, Dewa Bunda mau bicara," ujar Ibu sukma, dia adalah Ibu dari tiga bersaudara tersebut.
"Bunda, jangan banyak gerak, kak Dewa menang sekarang kita Kerumah sakit ya Bund?" ucap Zaida adik Dewa yang baru saja menyelesaikan Pendidikan tingkat SMA.
"Tidak nak, Bunda sebentar lagi akan pergi. Dewa... Ibu titip adik-adik mu." Lirih Ibu Sukma, Suasana hening didalam Rumah yang cukup sederhana.
"Bunda jangan ngomong gitu." Qinan yang masih sangat muda ikut angkat bicara karena perkataan Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...