Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen nya
Hati hati ada typo
SELAMAT MEMBACA.#Kediaman Dewa
Krekk...
Dewa membuka pintu rumahnya sementara Zaida masih saja menjerit lalu Virgo segera keluar dari ruangan dengan berjalan mundur tak sengaja dia menabrak Dewa yang berdiri di belakangnya.
Dengan gugup, dan muka pucat serta keringat yang tiba - tiba bercucuran, Virgo berusaha tersenyum saat di hadapan Dewa.
"Lo kok di rumah gua?" tanya Dewa dengan tatapan tajam, Virgo hanya diam dia malah melangkah keluar rumah dan pergi, Dewa mempercepat langkahnya masuk ke kamar Zaida.
Terlihat Zaida sedang berpelukan dengan Dinar, nampaknya Zaida mulai luluh dengan Dinar.
"Huss, jangan melontarkan pertanyaan dulu." Dinar menahan Dewa bicara.
Setelah Dinar berhasil membuat zaida tenang, Dinar mengajak Dewa keluar dari kamar Zaida, disusul dengan Qinan.
"Lo kenapa bisa ada disini!" tukas Dewa.
"Kak Dewa jangan marahin Kak Dinar," ujar Qinan.
Dewa menoleh kearah Qinan, dan melihat lutut Qinan dibalut perban, Dewa langsung bertekuk lutut di hadapkan Qinan dengan wajah panik.
"Kaki kamu kenapa? pasti lo kan yang buat adik gue gini?" tuduh Dewa kearah Dinar.
"Kak bukan salah kak Dinar ini Qinan karena jalan gak liat - liat." Jelas Qinan.
"Maaf, maaf kalau kedatangan gue bikin lo terganggu, ya udah kalau gitu gue pulang." Ucap Dinar lalu melangkah ke pintu depan.
Dinar berjalan seorang diri, hari mulai gelap, tiba - tiba motor terhenti di samping Dinar.
"Buru naik!" ujar Dewa setelah membuka kaca helm.
"Oh gak usah repot - repot, gue udah pesen taxi online kok." Dinar menolak baru satu langkah dia berjalan Dewa memanggilnya.
"Lakukan ini Demi, Zaida dan Qinan." Teriak Dewa.
Dinar pun menoleh ke arah Dewa, dia diam sejenak akhirnya berbalik badan dan membonceng Dewa.
"Qinan meminta gue buat nganterin lo," jelas Dewa.
"Owh Iya," jawab Dinar mengangguk.
Di sepanjang jalan, Dewa hanya Diam tak ada kalimat keluar dari mulutnya.
"ini cowok pendiem banget,. sekalinya ngomong ngegas," ucap Dinar dalam hati.
"Sorry kalau gue sering bicara dengan nada tinggi ke lo," ujar Dewa yang membuat Dinar tercengang, sampai berfikir apa Dewa bisa baca isi hatinya.
"Diem aja, dimaafin gak?" tanya Dewa lagi.
"Iya, itu bukannya kebiasaan lo."
"Eh dengar ya, gua ngegas karena elo nya yang ngeselin!" ucap Dewa menatap tajam jalanan.
"Tuh kan, padahal baru saja minta maaf tapi udah kumat lagi." Gerutu Dinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Novela JuvenilCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...