Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACA..Ajak teman kalian buat mampir juga yaaa.
Berulang kali Stefi membuka tutup menu pnselnya, dia hendak menelfon Satria namun disisi lain dia juga masih kesal dengan sikapnya.
Setelah dia minta putus dari Stefi, lalu dia kembali bersikap perhatian dan lain - lain eh sekarang dia berani dekat dengan Helda.
Dinar yang sedang duduk disampingnya sambil meminum boba seketika dia memperhatikan mimik wajah Stefi yang tampak gelisah.
"Nih." Ucap Dinar menyodorkan minuman yang baru saja dia pesan sengaja untuk Stefi.
"Makasih tapi gue gak pengin minum." Jawab Stefi kemudian.
"Lo kenapa si? mikirin Satria lagi? "
"Iya gue kangen,"
"Iya udah tinggal lo telfon aja, mumpung masih jam istirahat." Saran Dinar.
"Tapi gue masih kesel sama dia." Gerutu Stefi greget lalu meneguk minuman yang tadi di belikan oleh Dinar.
"Katanya gak mau tapi kok diminum." Batin Dinar sambil menghela nafas.
"Ah kalau kalian punya masalah gue udah gak kaget sih." Ucap Dinar lalu membuka buku komix milik Dewa.
Stefi melirik kearahnya.
"Tapi kali ini masalahnya beda." Jawab Stefi, kini Dinar mengarahkan pandangannya ke Stefi penuh tanya.
"Ya udah nanti aja ceritanya ayok masuk." Ajak Stefi meggandeng tangan sahabatnya itu.
Tiba - tiba ada 2 senior cewek yang masuk ke kelas Dinar. Mereka berdua berdiri tepat didepan Stefi dan Dinar.
Raut wajah Stefi langsung penuh amarah."Owh jadi ini, yang namanya Dinar?" ucap Helda dengan angkuh.
"Levelnya jauh dibawah lo Hel." saut teman Helda yang tidak di sebutkan namanya.
"Din dia yang udah bikin hubungan gue sama Satria renggang." Tukas Stefi sambil menunjukan telunjukanya ke muka Helda.
Namun perlahan helda menyingkirkan tangan Stefi dari mukanya. "Husss, gue gak ada urusan ya sama lo." Saut Helda dengan sinis.
Stefi pun menghela nafas keras,
Helda mengamati Dinar dari ujung kaki sampai kepalanya."Mau lo apa?" Ucap Dinar angkat bicara lalu beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah mendekat ke Helda.
"Gue cuma mau ngasih tau, kalau Dewa itu dulu deket banget sama gue bahkan Dewa selalu nurutin apa yang gue mau. Dan gue yakin perasaan dia sekarang masih sama kaya dulu." Ucap Helda penuh kepedean.
"Udah, ngomongnya?" Saut Dinar memutar bola matanya. "Sayangnya gue gak peduli sama kenangan mengerikan lo itu, yang jelas gelar gue disini adalah sebagai istrinya Dewa." Jawab Dinar.
"Dan elo, lo cuma sebatas masa lalunya jadi hidup lah dengan bahagia jangan jadi orang yang menyedihkan, tapi kalau lo masih deketin Dewa lagi, lo abis sama gue!" lirih Dinar kemudian lalu kembali duduk kebangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Novela JuvenilCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...