Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa tekan Bintang dibagian bawah
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACAAda beberapa gerakan baru atau jurus baru dan itu belum dikenalkan pada anak didik Dewa. Oh ya di pelatnas MERVANOS ini jika pagi hari sampai siang yang berlatih itu khusus anak yang sudah selesai bersekolah, kerja atau anak kuliahan.
Sedangkan anak yang masih SD, SMP, SMA. Mereka mengikuti pelatnas bela diri ini pada waktu siang sampai sore atau malam, sebab kalau pagi mereka kan wajib ke sekolah.
Dewa sudah mengusai jurus baru yang dimaksud, sekarang dia akan mengajarkan kepada temannya terutama Satria. Sebab jika nanti Dewa tidak Satria lah yang akan mengambil alih semuanya.
Anak-anak yang lain dibiarkan pemanasan terlebih dahulu dengan berlari kecil memutari aula, push up dan gerakan ringan yang lain.
Sedang Dewa menjelaskan ilmu yang dia punya."Misal nanti kalian di pegang pergelangan tangannya sama musuh, jangan diputar kearah ibu jari, tapi diputar ke arah telunjuk. Karena arah telunjuk ini punya teman yaitu jari tengah, jari manis dan kelingking." jelas Dewa ke temannya yang berdiri di hadapannya.
Saat suasana seperti ini memang ekspresi dari Panji, Satria, dan Krisna sangat srius serta menatap fokus dari apa yang Dewa ucapkan.
"Lalu misal kalian hendak, memukul ke wajah musuh, namun ternyata kepalan tangan kalian tak sampai, kalian bisa keluarkan dua jari. otomatis mata musuh bisa tercolok."
"Namun gerakan ini hanya berlaku, saat kita beradu dengan lawan di luar pertandingan, misal sama jambret, preman atau kejahatan yang lain." Jelas Dewa sambil sedikit mempraktekannya.
Dewa memang sosok pemimpin yang tegas kalau urusan pelatnas, dia juga ketua geng motor MERVANOS yang pemberani, tampan pula. Pikir seorang perempuan yang sedang duduk di dekat aula namun masih bisa mendengar presentasi Dewa. Dia adalah Helda.
Wanita yang dulu pernah di kagumi oleh Dewa saat masih SMA.
Helda ini biasa menemani adiknya David untuk berlatih disini, namun karena David masih di sekolah dia memutuskan untuk datang langsung ke pelatnas ini. Sekaligus bisa memperhatikan Dewa."Bila musuh akan memukul daerah kanan, kalian tebas pake tangan kanan begitu sebaliknya."
"Untuk menendang pun sama."
Satria penasaran dan mencoba mempraktekan tendangan maut, dari kaki kanannya disisi lain kebetulan Panji hendak pindah posisi dan..
"Aaaaadawww... sialan!" teriak Panji lalu terkabug ke lantai sambil memegang alat kelaminnya dengan kedua telapak tangan.
Dewa dan yang lain pun terbelalak lalu tertawa.
"SATRIA! Haeduh aset masa depan gua." Rintihnya kemudian.
"Lah lagian lo, udah tau gue lagi praktek pake nyelonong depan gue." Tegur Satria lalu sedikit menahan tawa.
Dewa pun berlutut disamping Panji.
DI ikuti Krisna dan Katria."Coba gue liat, takutnya patah tulang." Bukannya srius Dewa malah semakin meledeknya sambil mengamati dengan seksama.
"Duuhh Mamaaah... Masih Jomblo belum ngrasain apa-apa udah di patahkan duluan! " gerutu Panji lalu berusaha berdiri dibantu Dewa dan Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Roman pour AdolescentsCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...