"Saat aku mengagumimu,
saat itu juga aku ingin memilikimu,
saat aku memilikimu,
saat itu juga aku takut kehilanganmu "
#Dinar Ayunda.Tangan Dinar dengan lembut merangkul pinggang Dewa dari belakang, punggung Dewa begitu nyaman untuk dijadikan sandaran.
Namun perlahan kedua tangan kekar itu melepaskan tangan Dinar, lalu berbalik badan kini keduanya saling berhadapan.
"Jangan pernah peluk gue lagi ya." Ucap Dewa dengan datar.
"Kenapa?" perlahan senyuman Dinar memudar.
Tangan Dinar maraih pergelangan Dewa namun Dewa segera melepaskannya.
"Dewa, lo kan cinta sama gue terus kenapa lo gini?" ucap Dinar mendongak, menatap cowok yang lebih tinggi darinya.
"Asal lo tau ya, gue gak pernah cinta sama lo." Ketus Dewa senyum sinis.
"A-apa? lalu apa yang lo lakuin selama ini kalau bukan cin.."
"Gue kasian!" potong Dewa, "Gue cuma kasian sama lo, bukan cinta!" Tukas Dewa kemudian.
"Enggak, ini gak mungkin, lo pasti bercanda kan Dewa?" ujar Dinar tersenyum namun matanya sudah berkaca - kaca.
"Terserah lo yang jelas gue ngomong apa adanya." Timpal Dewa dengan tatapan dingin.
"TAPI GUE, GAK BUTUH KASIAN DARI LO.. " saut Dinar air matanya benar - benar sudah jatuh sekarang.
"Whatever, sekarang gue harus pergi, ada wanita yang nungguin gue." Dewa berbalik badan dan melangkah menjauh dari Dinar yang berdiri mematung.
"Dewaa.." Teriak Dinar hendak berlari mengejarnya namun kakinya tak bisa digerakan.
Dewa terus menjauh sampai Dia tak terlihat. "DEWA..... " Teriak Dinar lalu membuka mata, melihat langit - langit kamar , nafasnya terengah - engah, keringat menetes dari kening , pipinya sudah basah karena air mata.
Dia menoleh ke jam dinding menunjukkan pukul 01.00.Krekk..
Dinar bergegas turun dari kasur dan langsung memeluk Dewa yang baru saja masuk ke kamar dan masih berdiri diambang pintu. Dia baru saja dari dapur mengambil minum, heran kenapa istrinya tiba - tiba memeluknya sambil menangis.
Dewa mengusap kepala Dinar.
"Lo kenapa hmm?" tanya Dewa lembu dia menuntun Dinar untuk duduk ditepian kasur."Udah udah...jangan nangis."
Karena tangisan Dinar belum juga berhenti Dewa terus memeluknya.Dinar menegakkan kepalanya
"Lo gak akan ninggalin gue kan?" ucap Dinar sendu."Kenapa lo ngomong gitu?"
"Janji dulu." Tukas Dinar lalu mengulurkan jari kelingkingnya.
"Iya gue janji,"Dewa pun maraih jari mungil itu sepakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...