Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya
Hati-hati ada typo
.
.
.
SELAMAT MEMBACA.Dalam persahabatan memang tidak ada kata samawa, tapi hubungan kita bisa sampai ke jannah NYA. In shaaAllah
#Dinar Ayunda.
Satria memasuki kamar kos nya
lalu melepaskan jaketnya dengan pelan. Perih masih dia rasakan namun belum seberapa di bandingkan yang di alami oleh Stefi.Meski dirinya sekarang merasakan kesakitan namun pikirannya dihantui oleh keadaan Stefi, dengan pelan tangannya maraih ponsel yang berada di meja.
Dia membuka aplikasi kontak dan mencari no Stefi lalu menelfonnya. Namun malang Stefi tidak bisa dihubungi. Perlahan Satria tertidur dalam keadaan lebam.
Pagi hari yang cerah,
Dewa sudah berdiri diambang pintu depan rumahnya, dia sudah siap mengantar Dinar ke kampus, berulang kali Dewa menengok jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Namun istrinya belum juga keluar.
Dewa memutuskan masuk kekamarnya, terlihat Dinar masih duduk di depan cermin sambil mengoleskan liptint berwarna merah dibibirnya. Dewa melangkah mendekat, berdiri disamping Dinar memasukan kedua tangannya ke saku celana, bola mata Dewa mengikuti pergerakan tangan Dinar.
Selesai Dia memakai liptint kini dia menaburkan bedak kepipinya. Bagian hidung dan seluruh wajah.
"Terus tebeli terus!" timpal Dewa datar seketika Dinar langsung menoleh kearahnya.
"Apaan sih lo, gak terima punya istri cantik?" saut Dinar lalu kembali menepakan spons kewajahnya.
"Cantik apanya? kaya ondel - ondel gitu." Tukas Dewa kemudian.
"Mending lo keluar deh bikin mood gue buruk aja." Gerutu Dinar lalu kembali menatap cermin.
"Gak! Gue mau ngeliat istri gue dandan." ucap Dewa seraya mengambil kursi belajar lalu meletakannya di samping Dinar. Duduk, dan mengamati dengan seksama.
"Terserah lah" saut Dinar singkat.
Tangan Dewa tak bisa diam dia bahkan mengambil lipstik yang ada di kotak kecil lalu membukanya.
"Upps!" Dewa meringis lalu menoleh ke Dinar.
"DEWA!" Sentak Dinar, tak sengaja Dewa telah mematahkan lipstik kesayangan Dinar. Dinar langsung merampas lipstik tersebut dari tangan Dewa, ternyata benar telah patah.
"Maaf, gue gak sengaja. Gue puter-puter malah jadi panjang ehh patah." jelas Dewa dengan pelan sedikit erasa bersalah.
"Tangan lo tu cocoknya pegang obeng bukan lipstik!" bentak Dinar.
"Iya udah yang penting kan masih bisa di pake tuh pake jari lo." Dengan santainya Dewa berucap seperti itu.
"Udah ayok buruan, berangkat. " Dewa menarik tangan Dinar untuk keluar dari kamar.
"Masih beruntung bukan hati lo yang gue patahin." sambung Dewa,
Berat melangkah, Dinar masih belum terima dengan hal tadi. Sampai Didepan mobil Dinar masih saja murung. Dewa yang hendak membuka pintu mobil pun kembali mendekat ke Dinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...