Assalamualaikum
Semuanya,
Masih mau lanjut, harus mau yaa jangan lupa Hiasi dengan vote
Bantu share cerita ini
Kalian stan sama siapa?
Hati-hati ada typo
Bismillah...Selamat membaca.
Beberapa hari lagi sebuah pertandingan Taekwondo Tingkat Provinsi akan segera dimulai.
Ketua umum PBTI menunjuk beberapa anak MERVANOS untuk mewakili pertandingan ini mewakili kota Jakarta Selatan .Tak lain adalah Dewa dan sahabatnya, Dewa sudah sibuk mempersiapkan peralatan untuk berlatih.
Paginya dia bekerja sementara sorenya dia harus ke tempat latian.
Sudah lama rasanya dia tidak melakukan gerakan Taekwondo.
Setelah semuanya dimasukan kedalam tas seperti baju dan sabuk, dia menuju ke motor scoopy nya lalu berniat menejemput Dinar dari kampus baru setelah itu dia menuju ke tempat latian.Dari kejauhan terlihat Dinar berjalan dengan Stefi.
"Udah lama?" tanya Dinar.
"Belum si," saut Dewa.
"Dewa lo mau latian sekarang?" tanya Stefi.
Dewa mengangguk.
"Gue boleh ngikut kesana gak?" tanya Stefi lalu menoleh ke Dinar.
"Iya boleh si, pasti mau liat Satria yah?" ledek Dewa.
"Iya udah si Stef gak usah malu - malu." Ujar Dinar menyenggol bahu Stefi.
Akhirnya mereka menuju ke tempat latian, Stefi menaiki mobilnya mengikuti Dewa dari belakang.
Tak lama mereka pun sampai. Dewa melepaskan helmnya.
Dia mulai masuk ke sebuah gedung,
rupanya disana sudah ada Satria, Virgo, Krisna, Panji."Gue ganti baju dulu ya," ujar Dewa dan menggandeng Dinar untuk duduk di bangku yang tak jauh dari karpet merah tempat latian.
Dewa berjalan menuju ke ruang ganti.
"Lucu ya kalian." Bisik Stefi lalu duduk disebelah Dinar.
"Lucu apanya?"
"Lo dulu pernah ikut taekwondo tapi papah lo ngelarang, terus lo punya cita - cita pengin punya suami atlet taekwondo, eh beneran." Jawab Stefi lalu terbahak.
"Ngapain lo Stef ketawa? ngomongin gue ya." Tiba - tiba Dewa datang sudah mengenakan kostum putih bersabuk hitam.
Stefi segera mengulum kedua mulutnya, sadar kalau Dewa sudah kembali.
"Gapapa kepo lo," saut Dinar.
"Kirain ngomongin gue." Gumam Dewa.
"Nih." Dewa melamar baju dan celana tepat kepangkuan Dinar.
"Lempitin,"
"Nyuruh yang lembut dikit kek, emang gue babu lo!" timpal Dinar.
Stefi cekikikan melihat adegan drama di hadapan mereka.
"Ya udah gue latian dulu ya." Ucap Dewa lalu mendekat dan mencium singkat pipi Dinar.
Seketika wanita itu tertipu malu,
Dewa tak peduli dengan mata yang memandang disekitar."Ah kalian baru aja debat tiba-tiba meresahkan gini." Pekik Stefi.
"Stef.. " gumam Dinar.
Dewa pun berkali badan dan bergabung dengan anak lainnya.
Stefi masih Fokus melihat Satria yang sedang melakukan gerakan - gerakan dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Novela JuvenilCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...