Assalamualaikum
Sebelum baca Di mohon
Follow and vote yaa
Terimakasih.
.
.
Banyak typo iyya maap,Happy Reading
Sekarang Dewa seperti orang asing bagi Dinar, atau Dinar yang mungkin baru mengenal sisi lain dari diri Dewa. Entahlah fisik dan pikirannya benar - benar buntu. Dinar yang berusaha untuk menyudahi semuanya namun Dewa terus menahan agar Dinar tetap menuruti kemauannya.
"Dewa.. Sudah ya." Lirih Dinar memohon, air matanya mulai keluar membasahi pipi.
"Bentar." Jawab Dewa pendek.
Tubuh Dinar semua terasa sakit , Dewa benar - benar membuat Dinar kewalahan.
"Dewa please.. " Ucap Dinar kembali memohon.
"Dinar sayang baru jam dua, dua jam lagi yah."
Sejak tadi malam jawaban Dewa selalu 2 jam lagi, bentar lagi, sampai tak sadar mendekati subuh. Sejak pulang dari Semarang Dinar belum sempat merasakan tidur yang cukup, sekarang harus melayani Dewa dari jam 7 malam sampai jam 4 pagi.
Akhirnya lelaki itu menyingkir dari tubuh Dinar sekilas menatap wajah Dinar yang masih penuh air mata lalu beralih menatap langit - langit kamar.
"Gila, si Dewa benar - benar ganas!" batin Dinar kesal.
Dinar memposisikan duduk menoleh ke arah Dewa yang masih tiduran, disampingnya.
"Gak usah nangis kenapa sih." Ketus Dewa.
Dinar hanya melirik sekilas lalu memijat badannya sendiri. Sedang Dewa bangkit lalu menuju ke kamar mandi.
Beberapa lama kemudian, diapun kembali ke kamar. "Sana mandi, sholat, siap-siap ke kampus." Tukas Dewa yang melihat Dinar masih tiduran. Rasanya berat sekali Dinar melangkahkan kakinya tubuhnya masih belum stabil. Laknat emang si Dewa.
Setelah mereka mandi, sarapan, Dewa keluar menuju mobilnya di ikuti Dinar yang berjalan di belakangnya.
"Dewa.., gue lemes, cape, boleh gak sehari aja cuti kuliah." Pinta Dinar diambang pintu depan rumahnya.
"Gak bisa, kuliah itu penting lagian cuma sebentar kok, ayok." Dewa menggandeng tangan lentik itu agar mempercepat langkahnya.
Dewa membukakan pintu mobil dan menyuruh Dinar masuk, lalu disusul dengan dirinya. Mereka mulai menuju ke kampus Dinar.
"Nanti lo ya nyuci spreinya." Ucap Dinar memulai obrolan di tengah - tengah perjalanan mereka.
"Itu masalah gampang." Jawab Dewa.
Dinar mulai bersandar dibangku mobil.
"Dah sampai." Ucap Dewa, seketika dia menoleh ke Dinar, ternyata saat di perjalanan tadi Dinar tidur.
Tangan kekar itu mulai menyilak rambut Dinar yang menghalangi matanya. Dewa tersenyum tipis, betapa manisnya Dinar kalau sedang tidur. Dia sendiri merasa bersalah karena sudah mengurangi jam tidur istrinya.
"Sayang, hey bangun.. " tutur Dewa sambil mengusap pelan pipi Dinar.
"Hhssstt,, udah nyampe ini ayok bangun.. " Dewa kembali membangunkan Dinar, akhirnya wanita itu perlahan membuka matanya.
"Aaa males," Gumam Dinar manja.
"Heyy, ayok masa cantik - cantik males," saut Dewa lalu tersenyum.
"Hhuaaaamm " Dinar menguap segera Dewa meletakan telapak tangannya menutupi mulut Dinar.
"Uutuuu utuuu, ngantuk banget yah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...