Siap lanjut??
Jangan lupa vote nya
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACADinar sedang menikmati makanan di meja makan Dewa mengunyah makanan sambil sekilas terus mengarah ke Dinar yang sedang duduk dihadapannya.
"Tadi malam lo pulang jam berapa?" tanya Dinar memulai obrolan.
Dewa meneguk minuman air putih digelasnya. "Gue sampai rumah jam tujuh lebih." Saut Dewa merasa tidak enak terhadap istrinya.
Dinar mengangguk,
"Oh ya gue belum bilang, gue sekarang pulangnya agak telat karena ada anak minta latian privat. " jelas Dewa.
"Iya gapapa," Dinar tersenyum Dewa merasa lega karena Dinar tidak banyak tanya padanya.
Dinar memang tidak tau saat Dewa pulang sebab semalam dia sudah tidur, karena kelelahan.
"Itu barang - barang mau dikemanain?" tanya Dewa yang tadi malam sempat melihat 1 koper dan tas yang lain.
"Aa itu, nanti sore gue mau ke Semarang." Jawab Dinar.
"Hah, mau ngapain?" Dewa kaget karena tiba - tiba Dinar mau pergi.
"Ini soal tugas kuliah, dan bergabung sama salah satu kampus disana." Jelas Dinar kemudian.
"Kok mendadak si!"
"Sebenarnya mau tanggal pertengahan, tapi diajuin." Saut Dinar sambil mengunyah makanan.
Dewa menggeser kursinya ke samping Dinar, kini mereka duduk lebih dekat.
"Kenapa?, "tanya Dinar yang melihat raut wajah Dewa manyun sekolah-olah tidak mau di tinggal.
"Gue ikut yah?" pinta Dewa.
Dinar menahan tawa, lalu menghela nafas. "Iya gak boleh atuh, toh cuma 3 hari doang." Dinar melarang Dewa untuk ikut.
"Cuma 3 hari lo bilang? hey 3 bagi gue serasa 3 tahun."
"Haduh, Dewol please deh gak usah lebay!"
"Lo manggil gue apa barusan?"
"DEWOL! kenapa? nama Dewa terlalu bagus buat lo." Tukas Dinar menantang sambil tersenyum.
"Dasar Dempis." Timpal Dewa menekan hidung Dinar.
"Sakit... Wol." Kedua tangan mungil itu mencoba melepaskan cengkraman Dewa.
Dewa pun melepaskannya, lalu dia membereskan piring yang baru saja dia pakai. "Mau ngapain? sini biar gue aja." Dinar melarang Dewa yang sedang menumpuk piring kotor.
"Udah lo siap - siap ke kampus, ini biar gue yang nyuci." Ucap Dewa
"Yakin lo mau nyuci?"
"Hmm, lo kan udah masak, jadi sekarang gue yang nyuci."
Dinar mengangguk tersenyum lalu menuju kamarnya.
Selesai Dewa mencuci dia juga masuk ke kamar."Barang - barangnya udah lo siapin?" tanya Dewa lalu duduk di tepian kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...