🐯 4.MERVANOS

3.7K 459 0
                                    

Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa
Hiasi dengan vote dan komen nya
Hati - hati ada typo
SELAMAT MEMBACA.

Mata kuliah telah usai, Dinar segera masuk ke dalam mobil dan bergegas pulang, Sampai dirumah dia langsung masuk ke kamar berganti pakaian serba hitam, Dinar memang sedikit tomboy.

Papahnya masih di kantor, sedang Mamahnya yang sedang menyiram bunga dihalaman hanya diam, tercengang melihat putrinya seperti kilat keluar masuk rumah.

"Dinar, mau kemana kamu buru - buru amat?" tanya wanita yang sedang memegang selang air.

"Kerumah temen mah, bye mah assalamualaikum," ujar Dinar lalu cipika cipiki ke mamahnya lalu masuk ke dalam mobil.

"Ee iyaa wa'alaikumsalam."

Mamah Dinar hanya menggelengkan kepalanya, iya meski Dinar anak tunggal apalagi perempuan orang tuanya tidak terlalu mengekang apa yang Dinar lakukan, orang tuanya percaya Dinar sudah tau mana yang baik mana yang buruk bagi dirinya dan keluarga.

Sambil menyetir, Dinar menelfon Stefi

"hallo Stef, lo dirumah kan? "

"Iya,"

"Lo siap-siap, sekarang gue jemput lo."

Dinar langsung mematikan telfon dan kembali fokus menyetir.

Beberapa lama kemudian sampailah di depan rumah Stefi, kebetulan orang tua Stefi hari ini lembur dan hanya ada dia, dan asisten rumah tangga.
Stefi pun langsung masuk ke dalam mobil.

"Tumben lo ngajak gue pergi, biasanya juga mager," celetuk Stefi heran.

"Iya ini karena penting."

"Emang kita mau kemana?" tanyanya lagi.

"Kerumah Dewa."

"Hah sriusan?"

Dinar mengangguk,

"Emang lo tau?"

"Dulu gue pernah liat Zaida pulang sekolah lewat sini siapa tau rumahnya dekat sini."

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, mereka pun sampai di depan rumah Dewa.

"Lo yakin ini rumahnya?" Stefi memastikan.

"Menurut bapak tadi sih alamatnya ini."

Stefi dan Dinar melihat ke sekeliling mereka pun berjalan dan berhenti di depan pintu.
Dinar mencoba mengetuk pintu rumah. Dari arah dalam rumah Dewa membuka pintu.

"Hai." sapa Dinar tersenyum.

"Kalian siapa?" tanya Dewa datar. Sebenarnya Dewa udah tau itu Dinar iya basa -basi aja.

"Gue Dinar, ini temen gue Stefi."

"Oh lo kan yang bilang temen SMA Zaida." Ujar dewa.

"Iya benar. "

"Maaf Zaida tidak bisa bertemu siapapun, jadi kalian bisa pergi." ujar Dewa lalu menutup pintu.

"Dih, songong banget tuh anak, ganteng-ganteng tapi lagaknya gitu." Gerutu Stefi kesal.

Dinar mendekatkan wajahnya ke papan pintu.

"Dewa kita kesini, ada perlu sama lo
kita mau lo gabung sama geng kita untuk ngelatih taekwondo." Teriak Dinar yang bisa di dengar dari dalam rumah.

DIRGA DEWANTARA | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang