Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACAKadang keinginan Dikalahkan oleh keadaan
, dan disadarkan oleh kemapuan berakhir dengan pengalaman .By. Panji Arganta.
Dinar sedang sibuk mengetik naskah untuk tugas kuliahnya, sedang Stefi masih asik mencoba make up baru miliknya.
"Din, gak cape apa liat laptop mulu?" ujar Stefi yang fokus kecermin sambil meratakan liptint di bibirnya .
"Cape si tapi, mau gimana lagi besok udah harus selesai," jelas Dinar yang berhenti sejenak lalu kembali mengetik.
Stefi menepuk pelan tangan Dinar untuk menoleh kearahnya."Gimana? udah cantik kan gue?" tanya Stefi sambil berlenggak - lenggok dihadapan Dinar.
Dinar menoleh lalu mengerutkan kedua alisnya, "Iya cantik, tapi gak biasanya lo make up setebel itu di kampus." Dinar bertanya balik, sambil mengamati wajah Stefi.
"Iya karena gue mah ketemuan sama Satria," jawab Stefi lalu mengarahkan pandangannya kelangit - langit sambil tersenyum.
"Hah?, tapi kan bentar lagi ada kelas stef," ujar Dinar.
"Ih 5 menit lagi kok, lagian cuma bentar kok," jawab Stefi dengan santai lalu mengusap - usap bajunya dan mengambil tas mungil yang dia bawa.
"Eh tapi,.. " ujar Dinar,
"Bye." Stefi melambaikan tangan lalu berjalan keluar dari kelas.
Dia berjalan sekilas menatap hp di tangannya, rupanya satria sudah menunggu di depan gerbang kampus.
"Hey Madu.. " Panggil Stefi langsung memeluk Satria. Namun Perlahan Satria melepaskan pelukan itu.
Stefi hanya tersenyum tipis menyadari ada Dewa disamping Satria."Tumben lo datang sama Dewa? Ooww pasti lo mau ketemu Dinar kan Tapi sayang Dinarnya lagi sibuk." tebak stefi sambil mengarahkan telunjuknya kearah Dewa.
"Bukan stef, gue kesini mau nemenin Satria ngomong." Jawab Dewa.
"haha.. Satria minta ditemenin lo? Sat ngapain si ngomong tinggal ngomong." Ucap Stefi sambil mengombang - ambingkan kedua tangan Satria.
"Stef lepasin dulu," ucap Satria dengan tatapan dingin,, kini wajah ceria Stefi mulai memudar dan srius.
"Kalian mau ngomong apa?" tanya Stefi panik.
Stefi termasuk perempuan yang gampang sekali kepikiran, Satria takut jika dia sudah bicara keadaan Stefi bakal down. Stefi memandang Satria lalu beralih kearah Dewa keduanya hanya diam.
"Sat..ini ada apa si? " tanya Stefi.
"G-gue mau kita putus." Ceplos Satria.
"A-apa Sat, lo.. lo bercanda kan? Dewa.. Satria cuma bercanda kan gak mungkin dia minta putus." Stefi terus memastikan kalau yang dia dengar itu salah.
"Maksud Satria gini Stef... " Dewa mencoba menjelaskan. Namun Stefi sudah keburu pergi dan kembali ke kelas.
"Stefi.. " Teriak Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Novela JuvenilCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...