🐯 26. BAR BAR

1.7K 235 3
                                    

Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya
Menerima saran dan kritik
Supaya eonni semangat nulisnya .
.. Follow juga yaa
Maap banyak permintaan nya itulah anisa.,
SELAMAT MEMBACA...

Dewa membuka pintu rumahnya, nampak Dinar dan Qinan sudah tertidur di ruang tengah dengan keadaan TV yang menyala. Tak tega membangunkan Qinan dan Dinar.

Dewa pun menggendong Qinan dan membawanya kekamar. Saat Dewa berusaha membawa Qinan. Tak sengaja tangan Dinar tersenggol dan Dinar perlahan membuka matanya.

Dengan samar-samar Dinar melihat Dewa tengah membawa Qinan menuju kamar adiknya itu.

Setelah berhasil membawa Qinan masuk ke kamarnya, Dewa kembali ke ruang tengah dan masih ada Dinar disana.

Tapi tunggu Dewa merasa kalau Dinar sebenarnya sudah bangun hanya saja istrinya ini sengaja masih memejamkan matanya.

Dewa melutik lengan Dinar agar dia bangun namun tetap saja Dinar tidak merubah posisinya.

"Hsstt. " Lirih Dewa membangunkan istrinya.

"Ayo dong Dewa gendong gue masa iya, lo peka si." Batin Dinar dengan mata tertutup.

Karena berulang kali Dewa memanggil Dinar yang tak kunjung bangun, terpaksa dia menggendongnya.

"Yes."

Dewa menghentikan langkahnya lalu.

Brugg!!

Baru saja Dewa menjatuhkan istrinya lalu melipat kedua tangannya depan Dada.

"Aww, lo tega amat si sama istri." Keluh Dinar sambil mengusap pantat nya karena sakit.

"Salah sendiri lo pura - pura tidur, biar apa coba?" Saut Dewa yang masih berdiri.

"Iya kan gue pengin rasain di gendong sama lo, emang gak boleh apa." Gerutu Dinar.

"Buruan bangun, tidur di kamar sono ngerepotin orang aja." Ceplos Dewa datar.

"Bantuin." Pinta Dinar dengan manja lalu mengulurkan satu tangannya.

Sejenak Dewa berfikir, lalu tangan diapun menerima uluran tangan istrinya. Dewa pun menarik Dinar dengan rasa mager, sampai tubuh ramping wanita hampir jatuh ke arah kiri.

Dengan Sergap satu tangan Dewa melingkar kepinggang Dinar. Sehingga keduanya kini nampak sedang berdansa.

Dinar menatap lelaki yang lebih tinggi darinya dengan begitu sebaliknya Dewa sedikit menunduk mengarahkan bola matanya ke Dinar. Jarak wajah dari keduanya hanya satu jengkal.

Dag dig dug dag Dih dug....... Dinar larut dalam lamunan cinta .

"Ehm! " Dewa berdehem
segera Dinar langsung tersadar dan hendak memposisikan dirinya namun tangan di Dewa tetap kokoh agar mereka terus seperti ini.

"Kenapa?" tanya Dinar yang berusaha melepaskan diri dari Dewa.

"Bentar. " Ucap Dewa hingga Dinar pun berhenti bergerak.

DIRGA DEWANTARA | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang