Assalamualaikum
Hay... gak nyangka udah Part 38..
Tetap Dukung cerita ini ya
Kalian Tim siapa??Dewa Dinar?
Satria Stefi?
Panji panca?
Krisna Angrybird??
Virgo zaida??Semua aja lah yaa.
Jangan lupa selalu tekan Bintang dibagian , komen. And ajak teman, saudara atau pasangan kalian buat mampir hee. .
Hati hati ada typo
Happy Reading.Tak menyangka genap sudah 4 bulan Dewa dan Dinar menjalankan Rumah tangga mereka. Dimana pernikahan yang dulu sangat diinginkan oleh Dinar namun berat oleh Dewa sendiri.
Tapi lihatlah sekarang? perubahan demi perubahan mulai terasa. Mana yang gimana, yang gimana jadi gimana, ( gimana sih!?).
Dinar mulai mengenal sifat Dewa begitu sebaliknya. Meskipun semakin hari semakin sering beradegan romantis, Tetap saja mereka selalu ribut dan mendebatkan hal kecil.
Biasalah! rumah tangga kalau lempeng terus kan gak mungkin. Betul apa betul?
Dinar sendiri pun mulai mengenal sifat suaminya yang dulu jutek, kalem, sekarang begitu ceplas ceplos, terbuka dan lain sebagainya. Namun hal itu tidak merubah perasaan Dinar ke Dewa. Kata jaim sudah tak berlaku pada diri Dewa apalagi didekat Dinar.
Perlahan Dinar membuka matanya, tangannya meraba kesamping namun tidak ada Dewa disana. Dinar duduk lalu mengucek kedua matanya.
"Happy 4 bulan sayang." suara deep lelaki terdengar jelas sambil melangkah masuk ke kamar tersebut.
Dewa membawa roti kecil beserta lilin diatasnya, lalu mendekatkan ke hadapan Dinar yang baru saja bangun tidur. Bukan hanya itu Dinar mengamati dinding kamarnya dekat pintu tertulis.
( i love you so much
my Dinar From Dewa ) disertai Karangan bunga dan balon di sekitarnya,Gara - gara kemarin Dewa dibilang gak pernah nyatain perasaannya, kini Dewa telah mewujudkan impian sederhana namun indah bagi Dinar.
Tak menyangka Dewa bisa melakukan hal semacam ini, bahkan Dinar sendiri lupa kalau usia pernikahan mereka sudah 4 bulan.
"4 bulan? aish sudah seperti janin didalam perut saja , maklum 1,2,3 bulan tidak dirayakan karena Dewa masih ketus!dan kaku menerima pernikahan ini. Pikir Dinar.
"Ayok kita tiup lilinnya sama - sama." ajak Dewa senyum.
Dinar pun mengangguk.
Api lilin sudah padam setelah mereka meniupnya secara bersamaan. Dewa meletakan roti, di meja.Kini kedua tangan kekar itu mengusap pelan kepala istrinya dari ubun-ubun dan berhenti diujung dagu. mata Dewa menatap fokus ke wajah istrinya.
"Dewa gue malu." Dinar berusaha menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena baru bangun tidur.
Dewa tersenyum tipis.
"Ngapain malu, gue kan suami lo, lagian lo cantik dalam keadaan muka bantal, dan rambut berantakan gini." ujarnya. Seraya mengombang - ambingkan kepala Dinar secara pelan kekanan - kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Ficção AdolescenteCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...