Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya..
Hati - hati ada typo
SELAMAT MEMBACA.Karena sudah berumah tangga, kini pak Bima Ayah dari Dinar, menyerahkan tanggung jawabnya kepada Dewa sebagai suami.
Ini adalah impian Dinar sejak pertama kali kenal sosok Dewa dalam hidupnya, meski Dewa selalu bersikap datar namun Dinar yakin seiring berjalannya waktu dia bisa menaklukan hati Dewa.
Dinar termasuk orang yang keras kepala, dan juga memiliki sifat ambisius terhadap sesuatu.
"Dewa, mulai sekarang kamu tinggal bersama Dinar ayah sudah mempersiapkan Rumah untuk kalian berdua." ujar pak Bima.
Dua keluarga ini sedang berkumpul di Rumah Dinar, kecuali Zaida yang sudah di bawa ke rumah suaminya yaitu Virgo.
"Maaf om tapi, Dewa gak bisa terima itu, Dewa mau beli rumah dari jeri payah Dewa sendiri." jawabnya.
Inilah yang Dinar suka dari Dewa, dia selalu ingin mandiri dan tidak merepotkan orang lain.
"Ngapa lo senyum - senyum?" ujar Dewa mengarahkan bola matanya ke Dinar yang sedang duduk di hadapannya.
"Senyum doang gak boleh," jawab Dinar lalu memperlihatkan lidahnya ke Dewa.
"Gini aja Dewa, kalau kamu merasa tidak enak, kamu boleh membayar Rumah itu secara menyicil " jelas mamahnya Dinar.
"Baik mah, Dewa setuju tapi gak papa kan di cicil?"
"Iya gapapa, santai saja," jawab pak Bima.
"Ya udah berarti fix yah, ok kalau gitu ayok Dewa kita pulang ke rumah kita sekarang." Dinar beranjak dari tempat duduk nya lalu mendekat ke samping Dewa.
Dewa yang masih duduk menegakkan kepalanya ke Dinar yang berdiri di sampingnya.
"Bisa duduk dulu gak?" bisik Dewa karena merasa tidak enak,.
Bukannya kembali duduk ke tempat semula, Dinar malah duduk dipangkuan Dewa tanpa merasa malu, kalau di hadapannya masih ada orang tua dan mertuanya.
Perlahan Dewa mendorong Dinar agar enyah dari pangkuannya.
"Ya udah, kita berangkat sekarang yah mah pah?" Ujar Dewa lebih baik mempergegas kepergiannya dari pada Dinar duduk di pangkuannya.
Dewa mengambil koper Dinar yang sudah di siapkan di dekat pintu kamar, sedang barang - barang Dewa sudah ada di mobil. Semenjak Dewa bertemu dengan Ayahnya Keadaan ekonominya lebih baik dari sebelumnya,.
"Kak Dewa, sering main kerumah ayah yah?" ujar Qinan sambil memeluk kakak tercintanya.
"Iya, Qinan belajar yang Rajin yah?" jawab Dewa lalu mengusap kepala Qinan.
"Yah, Dewa pamit," ujar Dewa lalu menyalami Ayahnya.
"Hati - hati jaga istrimu dan jaga dirimu baik-baik," jawab Pak Arjuna Ayah Dewa.
Satu persatu Dewa menyalami orang tua Dinar, dan semua asisten di rumah tersebut.
"Lo udah pamitan," tanya Dewa ke Dinar yang sudah stay di dekat pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...