Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa
Hiasi dengan vote dan komen nya
Hati - hati ada typo
SELAMAT MEMBACA
Matahari mulai memancarkan sinarnya, Dewa melangkah keluar dari kamarnya dia hendak membangunkan Qinan untuk bersiap ke sekolah.
Dewa mengetuk pintu kamar adik kecilnya itu, Qinan berteriak untuk menyuruh kakaknya masuk saja,
Saat pintu terbuka rupanya Qinan masih sibuk dengan banyak buku di meja belajarnya."Loh, masih ngerjain tugas?" tanya Dewa.
Wajah Qinan tersenyum mengganguk dengan ekspresi tidak enak hati.
Sebenarnya Qinan sudah mengerjakan tugasnya kemarin tapi yang sekarang dia kerjakan adalah milik dari beberapa teman sekelasnya.Qinan memang cukup rajin hingga temannya sering menyuruhnya melakukan sesuatu apa yang mereka mau. Sebenarnya Qinan menolak namun 1 banding 5 anak sangatlah berat bagi Qinan. Mau tidak mau dia harus nurut.
"Qinan, kenapa gak di kerjain kemarin? "
"Hm iya soalnya Qinan lupa."
"Maafin qinan ya kak, qinan terpaksa bohong, sebenarnya tugas ini milik orang lain." Ucap Qinan dalam hati.
"Iya udah, habis ini siap - siap kakak tunggu di depan " ujar Dewa lalu keluar dari kamar Qinan.
Saat berjalan tak sengaja Dewa menyenggol Foto keluarganya hingga jatuh. Dewa pun mengambil foto tersebut lalu duduk di sofa, mata cowok ini memandang foto keluarganya sendiri dimana disitu terukir senyuman tulus. Ayah Arjuna, Ibunda Sukma, dirinya, dan kedua adiknya Zaida masih anak - anak , serta Qinan yang masih dalam gendongan .
Iya foto beberapa tahun yang lalu, dimana keluarga ini sangat harmonis, penuh kehangatan dan juga berkecukupan namun kini Dewa menyadari semua telah berubah semenjak kebangkrutan itu terjadi, ditambah Ayah Arjuna meninggalkan istri dan ketiga anaknya demi wanita lain.
Sejak saat itu Ibunda Sukma banyak pikiran hingga sakit keras dan akhirnya meninggal dunia, Dan saat ini Dewa harus mengalami hal pahit dari musibah yang menimpa Zaida.
Mata Dewa pun berkaca - kaca, hampir saja air matanya terjatuh.
"Kak Dewa." Qinan memanggil dari arah dapur Dewa menghela nafas lalu tersenyum supaya wajah sedihnya tidak terlihat oleh adik kecilnya itu.
"Iya." Jawab Dewa sambil berjalan ke arah dapur.
"Qinan udah siap nih kak, tapi sarapannya mana?" ujar Qinan sambil meringis menunjukan gigi ratanya.
"Oh iya kakak kesiangan jadi gak masak eung Qinan makan mie instan dulu gapapa ya?"
"Kemarin mie sekarang mie lagi? iya udah gapapa deh."
"Iya besok kalau kakak ada uang lebih, kita makan di resto ok"
"Beneran?"
"Iya janji."
Dewa pun menekuk lututnya hingga tinggi mereka hampir sepadan. Dan menunjukan jari kelingkingnya ke hadapan Qinan, Tak perlu menunggu lama Qinan langsung menyambar jari yang lebih besar dari jarinya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/268359977-288-k523959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Novela JuvenilCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...