Assalamualaikum
Hayyy semuanya
Masih mau baca kan?? Harus mau ya
Jangan lupa Vote nya Follow
Ajak teman kalian buat mampirPart khusus 17+
Langsung saja
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACA.Dewa tebangun dari tidurnya, sadar semalam dia terlelap di ruang tamu dengan pakaian yang masih sama. Matanya mengamati setiap sudut rumah, hening.
"Dewa, Dewa lo bego banget sih Dinar kan gak ada dirumah jadi lo harus apa - apa sendiri." Gumamnya.
Perlahan dia melepaskan jaket dan berjalan sedikit sempoyongan. Kepalanya terasa sakit karena pengaruh hujan tadi malam. Dewa menuju ke kamar mandi, mengguyur badan kekarnya, Menyugar rambutnya di bawah shower. Menjambak rambutnya, dengan kasar.
"Lo jahat Din, lo udah buat gue nyaman dan pada akhirnya gue jadi bergantung sama lo, sekarang lo ninggalin gue." Gumam Dewa seorang diri.
Malam hari Dewa sudah terguyur hujan, sekarang pagi-pagi dia sudah kembali mengguyur tubuhnya dengan mandi yang begitu lama. Beberapa kemudian, lelaki itu keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar di pinggangnya menatap cermin.
Kling ...
Ponselnya berbunyi, tanda ada pesan masuk. Dewa membuka chat masuk ke ponselnya.
"Bro lo gapapa kan? kalau lo mau ambil cuti gak masalah."
#Satria.Setelah membaca pesan dari Satria, Dewa kembali menatap cermin lalu menghela nafas panjang
"Oke, Fine gue bisa! gue harus tetap berangkat ke pelatnas." Ucap Dewa depan cermin. Dia maraih ponselnya dan membalas pesan dari Satria.
"Kalian tenang aja, gue tetep berangkat kok!"
#Dewa.Akhirnya Dewa pun bersiap, berangkat kerja. Tak ada makanan, Dewa memutuskan membeli nasi uduk di dekat tempat kerjanya.
Lelaki itu tampak biasa saja seperti tidak ada hal buruk terjadi padanya.
Dia maraih, helmnya dan beranjak menuju tempat kerja.. . .
"Dinar, kalau makan yang banyak ya." Ucap ibu Salma.
"Maaf ya tante jadi ngrepotin." Saut Dinar merasa tak enak hati.
Stefi tersenyum ke arah Dinar, dia senang karena di merasa seperti punya saudara.
"Lo ngapain senyum - senyum." Tukas Dinar.
"Gak papa, gue seneng aja lo tinggal disini." Saut Stefi.
"Berarti lo seneng tiap hari gue ribut sama Dewa?" Tuduh Dinar manyun.
"Gak gitu juga, astagfirullah." Jawab Stefi menghela nafas sambil tersenyum.
"Oh ya bicara soal Dewa, dia sarapan apa, kan kamu ada disini Dinar?" Tutur ibu Salma membuat Dinar dan Stefi saling pandang.
"Iya juga ya Din, kasian tuh suami lo." Saut Stefi sambil mengunyah makanan.
"Tenang aja tante, Dewa udah biasa masak sendiri kok." Ujar Dinar tersenyum namun sebenarnya batinnya pun khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...