Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACA...Siapa yang mantannya banyak??
Siapa yang belum move on dari mantan??Semoga cerita ini bisa bikin Gamon (gagal Move on) yee..
Dinar berjalan menuju kelasnya tak sengaja dia mendengar pembicaraan dua cewe yang baru saja melintas di dekatnya.
Dua cewe itu menyebut nama Stefi dan Satria.
Dinar pun mempercepat langkahnya dan baru saja diambang pintu ruang kelas begitu ramai, riuh. Semua ngumpul di mana Stefi duduk.
"Stefi." Dinar memanggilnya lalu mengamati meja Stefi dan barang yang sedang di pegang oleh teman sekelasnya.
"Hai Din. Silahkan dipilih lo mau pake sepatu ini atau oh yaa jam ini kayaknya cocok di lo" ujar Stefi sambil menempelkan jam tangan miliknya ke tangan Dinar.
"stef, udah-udah lo ngapain si? ini kan barang pemberian Satria." Ucap Dinar, perlahan raut wajah Stefi pun berubah srius.
"Iya gue tau ini dari satria, tapi kan satria cuma mantan gue buat apa gue nyimpen barang dari dia?" saut Stefi dengan santainya.
"Iya gue tau, sekarang Satria mantan lo, tapi paling nggak lo hargain laa jangan lo obral kaya gini, ingat Satria juga belinya bukan cuma pake uang tapi pake perasaan. "
Jelas Dinar lalu membereskan barang yang berserakan di meja, serta mengambil alih dari tangan temannya."Gimana si Stef, gue udah naksir ama jam tangan itu, masa lo tarik lagi." Protes salah satu siswa yang sudah mencoba jam tangan milik Stefi.
"Iya Din, lo bener tapi sayang namanya mantan tetep mantan, kalau gue nyimpen sama aja gue nyimpen rasa sakit." Ucap Stefi.
Stefi malah tetap melakukan transaksi jual beli barang dari mantannya. Dinar hanya menggelengkan kepala, rupanya kalimat puitis tidak mempan bagi Stefi .
. . .
Dosen sudah masuk kekelas, keadaan kelas sangat berantakan. Barang milik Stefi berserakan tak habis pikir dengan siswa yang satu ini .
"Stefi, ini kampus bukan pasar. Bagaimana bisa kamu jualan saat saya menjelaskan "
"Ya elah pak bentar lagi." Ucap Stefi masih sibuk menghitung uang kembalian untuk teman sebelahnya.
Pak Tomo sampai greget karena saat beliau baru mulai menjelaskan Stefi kembali bergerumuh sendiri di belakang.
Pak Tomo pun berjalan mendekat kebangkunya. Dinar yang berada di depan Stefi mengode Stefi agar berhenti berbicara namun Dinar diabaikan.
"Stefi. Kamu Dengar apa yang Bapak bicarakan? " tanya Pak Tomo.
"Astagfirullah pak jangan terlalu spaneng, hidup tuh di buat enjoy aja" saut Stefi dengan santai tanpa ada rasa Takut.
"Kamu ini, sudah kemasin barangmu sekarang, fokus ke depan kalau tidak, skripsi mu akan di persulit " Jelas pak Tomo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Ficção AdolescenteCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...