assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACA...너에 게 참 많이도배 웠 다반쪽 을채웠 다 곤 ㅐ찮 은 결 말.
Aku belajar banyak dari mu,
Aku telah mengisi bagian yang hilang.# Dinar Ayunda.
Dinar keluar dari kamar, suara ayam sudah terdengar, Dinar menuju ke dapur meski keahlian masaknya belum sehebat Dewa namun Dinar berusaha untuk menekuni Dunia tersebut.
"Loh Qinan udah bangun?" tanya Dinar ketika dia melihat Qinan sudah duduk di sofa depan TV.
"Iya kak," saut Qinan lalu dia berjalan mendekat ke Dinar.
"Kakak mau masak?" tanya Qinan.
"Iya. Nanti Qinan cobain masakan kakak ya?" jawab Dinar dengan lembut.
"Siap, Qinan boleh bantuin gak?"
"Eung."
"Ayolah kak, Qinan boring nih liburan gak ngapa-ngapain." ucap Qinan sambil mendongak ke Dinar yang lebih tinggi darinya.
"Iya udah boleh, tapi yang ringan aja ya." Dinar pun mengijinkan Qinan untuk membantunya.
Saat mulai memasak Dinar di kejutkan dengan ketrampilan Qinan pada saat memotong bawang, tangan mungil Qinan begitu mahir layaknya cafe. Bahkan Dinar pun sampai malu sendiri melihat anak ini .
"Qinan pinter banget motong bawangnya," puji Dinar yang sedang mencuci kangkung.
"Hehe Qinan udah biasa gini kak, semenjak bunda meninggal Qinan selalu bantuin kak Zaida memasak. " jelas Qinan.
Jawaban Qinan membuat hati seorang Dinar tersentuh, bagaimana tidak saat Dinar seusia Qinan justru dia sibuk dengan main dan main.
"Dewa sungguh lelaki yang baik, dia bisa mendidik adiknya menjadi pribadi yang luar biasa." ucap Dinar dalam hati.
"Kak Dinar," Qinan memanggilnya seketika Dinar tersadar dari lamunannya.
"hm iya sayang kenapa?" jawab Dinar.
"Kak Dewa nya kemana?kok gak keliatan," tanya Qinan.
"Mungkin masih tidur," saut Dinar yang sedang mengoseng sayur.
"Tumben, biasanya Kak Dewa bangun pagi." Gumam Qinan.
"Iya yah? coba geh bangunin." Suruh pada Qinan.
Qinan pun memgangguk lalu berjalan kekamar.
Rupanya Dewa masih molor.
"Kak Dewa, bangun udah siang." Panggil Qinan lalu berjalan mendekat ke Dewa yang masih tengkurep."Ampun susah banget," Qinan pun menarik telinga kanan Dewa.
"Aaduuhh Qinan ngapain si disini dah sana keluar kakak masih ngantuk." Saut Dewa yang setengah sadar lalu kembali tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Fiksi RemajaCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...