Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen ya
Hati-hati ada typo
SELAMAT MEMBACATekan Bintang sebelum baca yaa please..
Malam Hari.
Dewa turun dari mobil disusul oleh Dinar. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah. Dewa duduk lalu bersandar sambil selonjoran disofa.
"Eh, tunggu." cegah Dewa ke Dinar yang sedang melintas di ruang tengah.
Dinar pun menoleh ke arah Dewa.
"Lo ngapain tadi di pantai sama Stefi?" tanya Dewa sambil menyangga kepalanya tepat ditelinga kanan.
"Biasa urusan cewek." Jawab Dinar singkat.
"Gara - gara Satria mutusin dia?" ceplos Dewa. Membuat Dinar kini mendekat ke Dewa dan duduk disamping Dewa yang sedang tiduran miring.
"Kok lo tau? " Dinar penasaran.
"Tau lah, yang nyuruh satria mutusin Stefi kan gue" jawab Dewa dengan santainya,lalu menyalakan Tv.
Plakk...
"Aww sakit!" teriak Dewa karena Dinar menipuk lengan atas tangannya.
"Kok lo gitu si?" ujar Dinar kesal.
"Dengerin gue dulu, gue nyuruh Satria mutusin Stefi, karena Satria dilarang pacaran sama ortunya." Jelas Dewa yang kini merubah posisinya untuk duduk.
"Tapi kan sahabat gue jadi galau gitu, gak tega tau liatnya " jawab Dinar lalu membuang muka.
"Iya udah si besok gue suruh satria nikahin Stefi , biar gak galau," saut Dewa dengan gamblang.
"Oke gue pegang omongan lo," ujar Dinar lalu beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke kamar.
"Mereka yang bucin kenapa gue ikut ribet si?" gerutu Dewa sambil mengamati langkah Dinar yang semakin jauh. Lalu Dewa kembali rebahan sampai akhirnya tertidur.
Dinar yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar sambil mengeringkan rambutnya, terlihat dari kejauhan TV masih menyala sedang Dewa sudah molor.
"Huh kebiasaan malah Tv nya yang nonton dia." Gerutu Dinar lalu mengambil remot dan hendak mematikan TV.
"Mau apa lo?" cegah Dewa yang sudah bangun dari tidurnya.
"Matiin TV."
"Gue lagi nonton ngapain di matiin!"
"Nonton apanya, lo aja tadi ngebo." Jawab Dinar.
"Udah pokoknya jangan dimatiin." Dewa merampas remot dari tangan Dinar.
Suasana hening Dinar melangkah hendak kembali kekamar. Namun langkahnya terhenti dan berkali badan kearah Dewa yang masih fokus melihat TV.
"Gue mau masak mie, mau sekalian gak?" tanya Dinar yang masih berdiri di dekat pintu tengah.
"Gak usah, lo masak buat lo aja." Jawab Dewa tanpa mengalihkan pandangan ke arah Dinar .
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Teen FictionCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...