Assalamualaikum
Sebelum baca jangan lupa Hiasi dengan vote dan komen nya
Hati - hati ada typo
SELAMAT MEMBACASudah cukup lama Dewa bersandar di bahu Dinar, waktu semakin berlalu. Suara getar terasa di saku celana Dinar rupanya ponselnya berbunyi dia segera mengambilnya, mamah Dinar menelfonnya. Dengan suara lirih Dinar menjawab panggilan tlfon dari mamahnya.
Mamah :" kamu dimana? cepat pulang"
Dinar :"Iya mah tadi ada urusan, ini Dinar mau pulang, nanti lagi ya mah telfonnya "
Selesai menelfon mamahnya dia kembali memasukan ponselnya ke saku. Dewa membuka matanya,
Tersadar akan posisinya dia langsung duduk tegap."S- Sorry gua gak sengaja," ujarnya sambil mengusap - usap wajahnya.
"Iya gapapa, oh ya kayaknya gue harus pulang sekarang," ucap Dinar.
"Iya, iya udah hati - hati" Jawab Dewa.
"Hmm elo gak ada niatan, nganterin gue gitu?" tanya Dinar sambil mengulum kedua bibirnya.
"Maaf gue gak bisa, lagian jam segini jalanan masih rame kan," jawab Dewa lalu fokus ke ponselnya.
"Dih iya udah gue pulang, "
Dinar berjalan dengan langkah berat, dia kecewa Dewa sama sekali tidak peka, masa dia membiarkan Dinar pulang sendiri paling gak kawal kek pake motor.
"Eh Dinar," tiba - tiba Dewa memangilnya, Dinar senyum semringah sambil membalikan badannya berharap Dewa akan mengantarnya.
"Kalau udah sampai rumah, kabarin gue ya." Ujar Dewa lalu kembali duduk.
Mendengar ucapan itu keluar dari mulut Dewa, Dinar langsung mengerutkan Kedua alisnya kesal .
Dewa seolah bodo amat, Dinar hanya diam dan kembali melangkah keluar.Setelah kepergian Dinar sudah tak terlihat, Dewa mengamati telapak tangannya sendiri,
"Gue tadi ngapain, hmm astagfirullah." batin Dewa.
5 Hari kemudian..
" Alhamdulillah, Kak Zaida udah kembali lagi ke rumah ini." Ucap Qinan, yang masih memakai seragam karena baru pulang sekolah. Dewa berjalan memapah Zaida menuju ke kamarnya.
Zaida berbaring di atas kasur, Dewa meletakan selimut ke adiknya itu.
Saat Dewa akan keluar kamar, Zaida memegang tangan Dewa."Kak Dewa," Panggilnya dengan suara masih sedikit serak.
Dewa pun terkejut, langsung menoleh ke arahnya tak percaya Zaida mulai membaik.
"Zaida? Lo udah bisa ngenalin kakak mu?" ucap Dewa memastikan.
Zaida mengangguk, air mata cowok itu jatuh tanoa permisi saat melihat keajaiban ya ada pada adiknya. Dewa pun langsung memeluk Zaida,
"Kakak seneng banget, lo udah tau siapa kakak" ujar Dewa mengusap kepala adiknya.
Zaida melepas pelukan itu dan memegang wajah kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA DEWANTARA | REVISI
Teen FictionCERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmonisan keluarganya membuat dunianya gelap, sunyi dan mati. Hingga suatu saat dia di jodohkan dengan w...