18. Posesif 2

38.8K 3.6K 97
                                    

-Vote dulu sebelum baca!
.

.

.

Bukannya bersikap dewasa, Barra malah mendudukkan dirinya di pinggir kasur dengan wajah cemberut layaknya anak kecil yang merajuk karena tidak dibelikan mainan oleh ibunya.

Naura menghampiri Barra. Ia ingin marah, namun orang yang menjadi penyebab kemarahannya malah bersikap seperti ini.

"Kalau kalian beneran gak ada hubungan apa-apa, coba sekarang cium pipi saya!"

Naura terkejut dengan perkataan Barra, ia membalikkan badan kemudian berjalan keluar.

"Gak mau!" Ucapnya seraya melangkahkan satu per satu kakinya.

Barra mengikuti gadis tersebut dari belakang hingga sampailah mereka berdua di meja makan. Naura mengambil nasi beserta lauknya, sedangkan Barra hanya memperhatikan setiap pergerakan gadis tersebut.

"Kalau begitu suapin saya!" Ucapnya tiba-tiba.

Naura menoleh. "Gak mau, Om Barra udah gede, makan sendiri!"

"Ya udah saya ngambek!"

"Jangan mulai ya, Om itu udah bukan anak-anak lagi! Jangan ambekan!" Naura mulai memakan makanannya.

Sesendok demi sesendok makanan ia masukkan kedalam mulutnya, Barra duduk di dekat Naura kemudian merebut sendok ketiga yang ingin Naura makan. Lelaki tersebut memasukkan makanan yang ada di tangan Naura ke dalam mulutnya, Naura terkejut.

"Om Barra, jangan gini." Naura memperhatikan sekitar, Untung saja tidak ada siapapun di dapur.

"Kenapa? Saya cuma mau makan bareng kamu," ucap Barra.

"Kan bisa ambil sendiri."

"Saya maunya makan sama kamu," Barra kembali menuntun tangan Naura untuk menyendok makanan kemudian memasukkan kembali ke mulutnya.

"Om Barra ih!"

"Enak Ur," Ucapnya tanpa rasa bersalah.

"Ya udah makan aja, biar Naura ambil lagi."

"Eh jangan! Gini aja, makan berdua."

"Gak mau, norak."

"Udah nurut aja, sini saya suapin kalau kamu mau."

"Enggak, Ura bisa makan sendiri."

Mereka berdua menghabiskan makanannya sepiring berdua. Sebenarnya Naura tidak nyaman, ia ingin mengambil piring lagi namun apa boleh buat, Barra tidak memperbolehkannya.

Seorang wanita paruh baya baru saja turun dari tangga ingin menuju dapur, namun ia mengurungkan niatnya disaat melihat kedua anaknya sedang akur. wanita tersebut tersenyum bahagia kemudian kembali menaiki tangga membiarkan Barra dan Naura berduaan di dapur.

Namun hal itu tak bertahan lama. setelah kepergian mamanya, Mayang keluar dari kamar dan langsung berjalan menuju dapur. awalnya ia ingin membuatkan susu untuk anaknya, namun urung karena tanpa sengaja melihat dua orang tengah makan bersama. Mayang menghampiri kedua orang tersebut.

"Ehemmm," sindirnya.

Naura yang terkejut pun refleks berdiri dan menjauh, "mbak Mayang? ngagetin aja."

"Hehe maaf, lagian kalian sih, sweet banget."

"apa sih mbak?" Malu! Naura sangat malu! ia tidak akan mau melakukan hal semacam ini lagi, Naura pergi meninggalkan Mayang dan juga Barra yang sangat santai.

"Eh? Mau kemana Ur? Lanjutin aja gak papa!" Teriak Mayang berusaha menggoda Naura yang pipinya sudah sangat memerah.

"Jangan godain anak orang, ganggu aja!" Ucap Barra turut meninggalkan Mayang.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang