12. Om Barra?

37K 3.8K 79
                                    

-Vote dulu sebelum baca!
.

.

.

"Pagiku cerahku, matahari bersinar,"

"Ku gendong tas Armyku di pundak."

"Selamat pagi Fiya, aunty mau ke sekolah dulu oke? Nanti main bareng lagi." Gadis berhoodie peach dengan hijab hitam favoritnya kini berjalan keluar rumah.

"Tunggu Ur, makan dulu," teriak seseorang dari dalam membuatnya berbalik arah.

"Kenapa mbak?"

"Mbak udah masak, makan gih biar semangat." Mayang memang sedang menginap disini, berhubung Barra sedang di luar kota maka kamarnya sementara dihuni oleh Mayang sekeluarga.

"Enggak, nanti aja makan bakso mang Agus."

"Siapa?"

"Ada, bakso nya enak banget loh mbak."

"Masih pagi jangan makan yang pedes-pedes." Seorang wanita paruh baya menghampiri Ura dengan membawa sebuah kotak berwarna merah muda.

"Ini apa ma?" Tanyanya dibalas tatapan oleh Nuraini.

"Bekal buat kamu."

"Tap-"

"Ada ayam juga disitu," potong mamanya membuat Naura bungkam.

"Yaudah makasih ma, Ura pamit dulu."

"Hati-hati dijalan."

"Iya assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Naura pun segera menghampiri temannya yang sudah stand by di depan gerbang rumah.

"Udah lama?" Tanyanya kepada Raini.

"Lumayan."

"Maaf."

"Nggak papa."

"yuk jalan."

"Okey."

___

Beberapa menit berlalu dan akhirnya mereka berdua sampai di depan gerbang sekolah. Naura memilih untuk turun di luar gerbang karena ingin mampir membeli sesuatu dulu sedangkan Raini masuk dan memarkirkan mobilnya.

Saat ini mereka sedang libur kan, jadi tak apa jika Naura membeli sesuatu di luar lingkungan sekolah. Setelah membeli barang yang dibutuhkannya Ura lantas berjalan menelusuri koridor sekolahnya dengan sesekali mengecek ponsel. Biasalah, menghindar dari beberapa adek kelas genit.

"Hai Ur," sapa seseorang dari belakang yang langsung merangkul pundak Ura.

Naura sedikit menghindar, "hai juga Nan."

"Masuk bareng yuk," ajaknya diangguki Naura.

Mereka berdua berjalan bersama dengan jarak yang agak jauh. Bukan Nanda, namun Naura yang menjaga jarak dari laki-laki itu berharap ia tidak akan baper jika harus berjalan beriringan.

"Nah itu dia," Naura yang baru memasuki kelas sudah disambut oleh sepasang sapu lantai dari teman-temannya.

"Maaf ya, agak lama."

"Oke gapapa, yang penting sekarang kita cepet beberesnya biar cepet main juga."

Ah iya hampir lupa. setelah semuanya beres, mereka berencana untuk berkumpul sesekali menikmati hari-hari terakhir sekolah di SMA yang saat ini mereka duduki.

Awalnya hanya ada teman sekelas Naura, namun beberapa anak dari kelas lain yang juga cukup akrab ingin bergabung. Jadi mau tidak mau mereka mengajak beberapa anak dari kelas lain juga yang menurut mereka asik.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang