11. Ketemu lagi

36.1K 3.9K 66
                                    

-Vote dulu sebelum baca!

____

Sepulangnya Raini dari rumah Naura, gadis tersebut sudah merasa jauh lebih baik ditambah telah menerima telefon dari Barra.

Sebelumnya Naura dan Raini telah membuat rencana, mereka berdua akan datang ke sekolah untuk melakukan piket sukarela bersama. Jadi esok hari mereka akan datang pagi-pagi dan setelahnya mereka berdua akan pergi jalan-jalan terlebih dahulu, rencana yang bagus.

"Nauraaaaaa," teriak seseorang di bawah sana.

"Iya ma bentar." Gadis tersebut pun bergegas menghampiri sumber suara.

Setelah ia turun kebawah, ia dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang selama ini ia rindukan.

"Mbak Mayang!" Naura berlari lantas memeluk erat Mayang yang tengah membawa botol susu.

"Mbak Mayang apa kabar?" Ura melepaskan pelukannya.

"Alhamdulillah mbak baik," timpal Mayang memberikan botol susu kepada suaminya.

"Wah mbak, ini anak mbak?" Kini Ura berjalan ria menuju seorang lelaki yang tengah menggendong bayi mungil.

"Iya."

"Lucu banget ih, mau gendong dong." Gadis tersebut sangat berantusias, ia sangat menyukai anak-anak apalagi yang masih bayi.

"Boleh, tapi hati-hati ya soalnya dia masih kecil."

"Tenang aja mbak, gini-gini Ura juga bisa kali jaga anak." Ucap Naura membuat semua orang tertawa.

"Ada-ada aja kamu nak." Nugraha turut bergabung.

"Yaudah siniin Dede bayinya," pintanya diangguki bang Gian, suami mbak Mayang.

Gian pun memberikan bayinya kepada Naura dengan penuh hati-hati. Mama Barra tersenyum kala melihat pemandangan yang sangat ia nantikan suatu hari nanti.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini, Nugraha mengambil ponsel lantas memfoto Naura yang tengah mengendong bayi Mayang. Meskipun terbilang sangat muda, tetapi jiwa keibuan dalam diri Naura seakan terpancar kala menggendong bayi tersebut.

'ckrek'

"Papa? Papa ih, jangan foto Ura dong pa." Naura yang menyadari kalau dirinya di candid pun merengek agar fotonya dihapus namun Nugraha tidak menghiraukannya.

"Gak papa nak, hasilnya bagus kok."

"Papa mah gitu." Naura memonyongkan bibirnya membuat semua orang tertawa.

"Yaudah duduk dulu gih semuanya," pinta mama Barra.

Gian dan Nugraha pun mulai duduk di sofa depan tv disusul Naura yang juga turut duduk bersama mereka. Sedangkan Mayang, ia membantu Nuraini membuat minuman di dapur.

"Apa kabar bang?" Tanya Gian kepada Nugraha yang memang adalah kakak sepupunya.

"Alhamdulillah baik."

"Barra apa kabar? Katanya dia kerja di luar kota ya?"

"Iya, udah seminggu lebih."

"Ur," panggil Gian, Naura pun menoleh.

"Iya bang?"

"Kamu udah tau semuanya kan?" Gian bertanya dengan hati-hati takut gadis tersebut akan tersinggung. Naura mengangguk sambil tersenyum kearah Gian sebagai jawaban dari pertanyaannya.

"Kamu nggak kangen?" Tanya Gian sekali lagi.

"Em..."

"Minuman dataaang," Mayang menyajikan minuman dingin kepada semua orang sedangkan Nuraini membawa semangkuk besar buah segar.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang