34. Pengakuan

28K 2.7K 64
                                    

-Follow yuk raramawmaw tinggal klik yuhuu!
.

.

.

'Mencintai dalam sepi'

'Dan rasa sabar mana lagi?'

'Yang harus ku pendam dalam, mengagumi dirimu.'

"Dasar bucin!" Olok 2jon kepada seorang laki-laki yang tengah duduk bersandar dengan musik yang diputar.

Merasa dirinya di ejek, orang tersebut pun langsung mematikan musik di ponselnya. Ia membuang wajah malas, sempat bergegas membereskan buku-bukunya namun dihentikan oleh kedua teman lucknut yang gak ada akhlak parah.

"Mau kemana? Kita cuma bercanda kali," ucap salah satu 2jon yang mulai tertawa geli. 2jon, Jono dan Joni.

Orang yang tak lain adalah Nanda, melirik sinis kearah kedua temannya. "Gak usah ikut campur."

"Astaga? Lo kenapa? Sakit? Mau ke dokter? Atau dipanggilin Naura?" Berondong Joni membuat Nanda kembali naik pitam.

"Gue bilang, gak usah ikut campur!" Ketusnya kemudian langsung melenggang pergi.

Jono dan Joni tidak marah, mereka hanya saling menatap seraya mengendikkan bahu masing-masing.

Sekitar lima menit berjalan, akhirnya Nanda menemukan sosok yang tengah ia cari. Ia menghampiri sosok tersebut yang kini sedang bercakap-cakap dengan sahabat baiknya.

"Ur," panggilnya kepada sosok yang tak lain adalah Naura.

Naura menoleh, menatap flat wajah Nanda kemudian meng iyakan sapaan Nanda.

"Aku mau ngomong serius," ucapnya membuat Naura dan sahabtnya saling menatap.

"Ngomong apa?"

"Rain! Tolong pergi dong, gue mau ngomong berdua sama Naura." Raini yang dari tadi hanya diam pun kini mengangkat kedua alis, apakah Nanda sedang mengusirnya?

"Emangnya Lo mau ngomong apa? Gue gak boleh denger, gitu?" Ocehnya malas.

"Penting! Pliss, tinggalin kita!" Pintanya memejamkan mata jengah.

Naura menggeleng, "enggak. Biar Raini tetap disini," ucapnya kekeuh.

"Oke, fiks!" Tanpa banyak bicara lagi, Nanda turut duduk dengan kedua teman sekolahnya tersebut.

"Om Barra itu bukan Om kamu, kan?" Naura tidak terkejut, ia sudah memprediksi bahwa Nanda akan membicarakan hal ini.

"Lo ngomong apaan?" Raini turut nimbrung namun ucapannya dihentikan oleh tangan Nanda yang terangkat pertanda diam.

"Jawab!"

"Iya," jawab Naura singkat.

"Iya apa?"

"Iya, dia bukan Om aku." Raini terkejut dengan apa yang baru saja diucapkn oleh Naura.

"Terus siapa kamu, Ur?" Tanyanya pelan.

Naura menoleh, tersenyum simpul kepada sahabatnya lantas memegang kedua tangan itu.

"Rain. Maaf, sebenarnya aku udah bohong sama kamu." Raini tidak mengerti dengan perkataan bestie nya itu.

"Maksudnya?"

"Sebenarnya, Om Barra itu-"

"Suaminya Naura," potong Nanda membuat Raini terkejut bukan main.

"APA!" Semua orang di kantin sampai memperhatikan mereka ketika Raini berteriak dengan lantang.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang