35. Ayang beb

25.2K 2.4K 49
                                    

-Vote dulu sebelum baca!
.

.

.

"Assalamualaikum," terdengar suara bariton kian menuntut menembus kamar seorang wanita yang kini sedang tertidur pulas seraya memeluk batita dengan mata yang sudah terbuka lebar.

"Assalamualaikum, Naura?" Ucap orang itu lagi berhasil membuat kedua mata sang pemilik nama terbuka.

"Waalaikumsalam," jawab Naura di sela uapnya.

"Itu pasti mama kamu," perempuan tersebut meregangkan tubuhnya lantas pergi melihat kebawah sambil menggendong Fiya.

"Udah pulang, mbak?" Tanya Naura.

"Iya, maaf ya kalau lama." Ucap Mayang sembari menggandeng mesra tangan suaminya.

"Alay," gumam Naura dalam hati.

"Dari mana aja?" Tanya Naura singkat kemudian menyerahkan Fiya kepada ibunya.

"Ngelayat atuh."

"Lama banget?"

"Biasalah, kita pacaran dulu." Astaghfirullah, kuatkan hambamu ini ya-Allah.

"Kenapa mukanya ditekuk gitu?" Cecar Mayang disaat memperhatikan ekspresi Naura yang tidak seperti biasa.

Naura menggeleng, melangkahkan kaki kembali menuju kamarnya untuk membersihkan tubuh. Bisa-bisanya mbaknya itu tidak berterima kasih kepada dirinya yang rela mencuekkan Barra demi mengurus Fiya.

"Ngelayat kok seharian," gerutu Naura memasuki kamarnya.

"Mas,"

"Mas Barra,"

"Bangun, yuk!"

Kini Naura sedang berada di ujung kasur, ia menoel-noel kaki suaminya agar terbangun. Hari ini Barra akan balik kantor, jadi Naura sebagai istri yang baik harus cekatan dalam mengolah waktu.

"Hoaamm." Barra menguap, membuka mata perlahan yang langsung disambut oleh wajah teduh Naura.

"Kenapa?" Tanya lelaki tersebut dengan suara khas bangun tidur ketika melihat raut wajah istrinya.

Naura hanya menggeleng. "Ayo bangun, udah pagi."

"Lima menit lagi," gumam Barra seraya meregangkan tubuhnya.

Naura tidak menjawab, perempuan tersebut beranjak dari posisinya membuat Barra tersentak.

"Mau kemana?" Tanyanya gercep.

"Mandi," ucap Naura singkat kemudian melanjutkan langkahnya.

Disisi lain Barra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, apakah ia berbuat salah kepada Naura? Pikirnya.

___

"Kamu kenapa?" Tanya Barra seraya menghampiri istrinya yang tengah sibuk di dapur.

Merasa dirinya yang diajak bicara, Naura pun membalikkan tubuhnya dan menanggapi pertanyaan dari Barra.

"Enggak kenapa-kenapa," ucapnya kembali fokus terhadap masakannya.

"Kamu enggak kaya biasanya, kenapa ayang?" Lelaki dengan pakaian rapi tersebut memeluk tubuh istrinya dari belakang.

"Ayam? Aku enggak masak ayam," cecar Naura membuat Barra terkekeh.

"Ayang atuh, bukan ayam." Syukurlah kalau Naura memang tidak kenapa-kenapa.

"Ayang, Abang mau dicium dong!" Rengak Barra menggunakan nada manja.

Sedangkan Naura dari tadi berusaha menjauhkan Barra dari dirinya. Entah kenapa parfum yang dipakai oleh Barra membuatnya pusing, lebih tepatnya ingin muntah.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang