04. awal dari sebuah kekecewaan

49.3K 5.2K 292
                                    

Mencintaimu adalah tanggung jawabku. Jika kamu kecewa, maka hukumlah aku. Aku rela, apapun asalkan jangan pergi meninggalkanku.

~Barra

•••

"Awhs!" pekik Naura kesakitan disaat sebuah tamparan mendarat di pipi Chubby miliknya.

"Ada apa, mbak? Saya punya salah sama mbak?" ucap Naura masih dengan tangan yang memegang pipi miliknya.

"Iya! Kamu punya salah sama saya!"

"..., kamu tau? gara-gara kamu saya jadi kayak gini sekarang!" perkataan Yuni membuat Naura bingung.

"Maksud mbak apa? Saya nggak faham."

Yuni malah terkekeh.

"Kamu memang bocah ingusan yang nggak tahu diri!"

"Apa maksud mbak? Saya juga punya batas kesabaran, mbak! atas dasar apa mbak Yuni menghina saya?"

"Kamu tau? Barra nolak saya gara-gara kamu." Perkataan Yuni kembali membuat Naura bingung.

"Cinta saya ditolak karena Barra nikahin kamu, Naura!"

Deg...

"Maksud mbak apa? Om Barra itu Om saya."

"Bukan, Naura! Dia suami Lo! Kalian udah nikah yang gue sendiri nggak tau gimana ceritanya Lo bisa manggil dia Om!"

"Oh, Jangan-jangan kalian menyembunyikan pernikahan ini?"

Naura tidak mengerti. Menikah? sama sekali ia tidak mengerti akan perkataan Yuni.

"Mbak Yuni ngomong apa, sih!"

"Lo jangan sok polos, Ra!" gila! Wanita itu bahkan menarik ujung kerudung yang dipakai Naura.

"Mbak Yuni hiks-"

Merasa dirinya diperhatikan banyak orang maka wanita tersebut melepaskan cengkeramannya lantas pergi meninggalkan Naura yang saat ini tersungkur ke tanah.

"Naura!"

"Naura? kamu kenapa, Nau?"

Nanda, ia menghampiri Naura yang tengah menangis kesakitan. Dibantunya gadis tersebut berdiri dan diberikan sebuah tissue guna membasuh air matanya.

"Kamu kenapa, Nau? Ada yang jahat sama kamu?" Naura hanya menggelengkan kepalanya.

Ia tak mengerti dengan alur hidupnya. gadis tersebut bingung, entah harus apa dia setelah ini. Barra! Iya, dia harus bertanya kepada Barra!

Naura melangkahkan kakinya menjauhi gerbang sekolah. Ia berlari sekencang mungkin seraya menahan airmata yang sepertinya ingin luruh, ia juga melampiaskan kemarahannya dengan semua itu. Mungkin dengan berlari, dirinya akan merasa lebih baik.

'srekk'

Naura terjatuh saat kakinya tersandung batu. Roknya sobek di bagian lutut, membuat cairan merah segar merambat membasahi rok abu-abu miliknya.

Bahkan sakit pun tak terasa, seakan dilema yang dialami mampu mengalahkan Rasa sakit sejuta luka yang menggores tubuh Naura.

"Kenapa selama ini semua orang diam? apa arti hidupku selama ini?"

"Ummi, Abi, Naura kangen sama kalian hiks-"

"Naura pengen ketemu sama kalian."

•Flashback on•

Seorang lelaki paruh baya tengah sibuk menelfon seseorang. Ia mondar mandir kesana kemari ditemani istrinya yang tengah menggendong gadis kecil berusia lima tahun kira-kira.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang