28. mati lampu

40.3K 3.2K 118
                                        

-Adegan kurang pantas akan dihapus, untuk kenyamanan pembaca!
.

.

.

"Om Barra?" Ucapnya dalam hati disaat melihat Barra tengah berjalan ke arahnya.

"Kamu ngapain disini?" Tanyanya.

"Em, Naura bosen di rumah." Jawab Naura agak ragu yang dibalas oh ria oleh Barra.

"Kamu kenal sama kak Vale?" Tanya Naura. tidak salah bukan? Jika dia menanyakan hal ini?

Barra terkejut, bagaimana bisa Naura mengenal Valerie?

"Kamu kenal?" Tanyanya diangguki Naura.

"Iya, tadi baru aja kenalan."

"Oh, gitu. Dia temen kerja saya," ucap Barra seraya memegang kedua tangan Naura.

"Kamu cemburu?" Tanyanya membuat Naura terkejut.

"Eh? Enggak, kok." Naura berkata jujur, ia sama sekali tidak merasa cemburu karena memang dirinya percaya kepada Barra.

Barra terkekeh, "Alhamdulillah."

"Gimana tidurnya? Nyenyak?"

"Maaf, tadi Naura bangun kesiangan."

"Nggak apa-apa, saya juga jarang sarapan di rumah."

"Tapi Naura ngerasa gagal jadi istri yang baik," ucap Naura penuh sesal.

Barra tersenyum lantas menangkup kedua pipi Naura, "jangan ngomong gitu. kamu baik banget buat saya, saya sayang sama kamu."

"Beneran?"

"Iya, kalau saya nggak sayang ngapain waktu itu-" Barra menghentikan ucapannya.

"Kenapa?"

"Em, e-enggak kok. Gak jadi," ucap Barra gugup.

Dalam hati pria tersebut mengumpat karena hampir saja ia keceplosan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Naura jika tahu bahwa waktu itu Barra sudah menyentuhnya. Untuk saat ini ia hanya bisa diam, biarlah waktu yang membongkar segala perbuatannya.

"Jam makan siang saya udah habis. saya balik kantor dulu, ya?" Ucap Barra sambil mengecup dahi Naura.

"Banyak orang ih!" Pekiknya Merasa malu dengan tatapan orang-orang yang berada di taman.

"Iya-iya maaf," ucap Barra lagi kemudian pergi meninggalkan Naura.

"Ternyata disitu kantornya?" Monolognya disaat melihat Barra memasuki sebuah kantor yang berada di samping taman tersebut.

___

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga sore, Naura duduk di depan televisi sambil bermain ponsel miliknya. Awalnya ia berencana menunggu kepulangan Barra, namun mungkin pria tersebut akan pulang lebih malam. Tak apa. setelah Barra pulang, mereka bisa langsung makan malam bersama.

Tiga pesan masuk dari Raini, membuat Naura tersenyum bahagia. Hampir saja lupa kalau dia masih punya teman, Naura membuka chat dari Raini dan membacanya.

Kamu kemana?

Tadi aku ke rumah,

Tapi kamu gak ada.

Maaf ya, Rain.

Aku lagi keluar kota.

Sama siapa?

Om Barra.

Cuma berdua?

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang