25. Pesta Kamar

37.6K 2.9K 67
                                    

-Vote dulu sebelum baca!
.

.

.

"Ini Ur! pakai aja," ucap seseorang tiba-tiba disaat Naura tengah mengemasi buku-bukunya.

"Apa ini?" Tanya Naura kepada sosok tersebut yang tak lain adalah Raini, sahabatnya.

"Em, tadi sebelum berangkat sekolah aku sempetin buat beli itu di apotek."

"Raini, kamu nggak perlu repot-repot. Aku udah nggak apa-apa," cecar Naura.

"Udah, ambil aja."

"Ya udah, makasih."

Raini mengangguk kemudian ikut duduk di sebelah Naura, sedangkan Naura sendiri sudah bersiap-siap untuk berdiri.

"Em, Rain!" Panggil Ura.

"Iya?"

"Mendingan pulang dulu, yuk! Bersih-bersih, ganti baju." Saran Naura.

Raini mengangguk, "boleh."

"Temen-temen kabarin, gih!"

"Iya nanti mereka dikabarin. Sekarang aku anter pulang, ya?" Tawar Raini kepada sahabatnya.

Naura mengangguk, "iya."

___

Sesampainya Naura di rumah, ia tidak langsung membersihkan diri. Tanpa sengaja pandangannya terfokuskan ke arah jendela rumah yang mulai berdebu, membut gadis tersebut berniat untuk bersih-bersih rumah terlebih dahulu.

Naura mengambil kemoceng lantas berjalan menuju jendela yang akan di bersihkan. Cukup kotor, dikarenakan pembantu rumah mereka sudah mengundurkan diri sebulan yang lalu. Sejak itulah Naura menjadi lebih rajin, urusan bersih-bersih rumah dia lah yang turun tangan.

"Pfttt," bersinnya kala sebuah debu memasuki hidung.

"Lantainya juga harus di pel?" Monolognya melihat sekeliling.

Setelah membersihkan debu, Naura beranjak ke kamar mandi guna membasahi kain pel. Ia memang anak yang rajin, maka dari itu senantiasa disayang oleh kedua orang tuanya.

"Ur?" Pangil seseorang membuat Naura menoleh.

"Eh? Mama?"

"Kamu ngapain?" Tanyanya sembari berjalan ke arah Naura.

"Bersih-bersih, hehe."

"Anak pintar! Mau mama bantuin?" Tawar mamanya digelengi cepat.

"Enggak usah, ma."

"Beneran?" Tanya mamanya memastikan.

Naura mengangguk. "Iya, ma."

"Oke, semangat!" Ucap Nuraini kemudian melenggang pergi meninggalkan Naura.

___

Barra Nugraha. Seorang lelaki dengan sebuah ponsel di tangannya kini sibuk mencari sinyal. Ia ingin menelfon istrinya namun entah kenapa di tempat kerjanya tidak ada sinyal sama sekali. Tidak seperti biasanya yang selalu fast, kali ini jaringan disana sangat lambat.

"Kamu ngapain?" Tanya seseorang menghampiri Barra.

"Eh? Ini, nyari sinyal."

"Emang jaringannya jelek kalau disini," ucap orang tersebut lagi.

Barra menoleh sejenak kemudian kembali fokus kepada ponsel miliknya. Orang yang tak lain adalah Valerie, teman kerja Barra tersebut tersenyum lantas mendekat kearah Barra.

"Pakai Wifi aja!" Sarannya.

"Wifi punya siapa?" Tanya Barra tanpa menoleh.

"Aku ada. kalau memang penting, kamu boleh pakai wifi punyaku."

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang