37. Positif

30K 2.7K 113
                                    

-Vote dulu sebelum baca
.

.

.

Sore hari setelah pergi membersihkan tubuh, Naura sejenak mendudukkan dirinya di depan meja rias sembari menatap cermin.

Satu Minggu sudah berlalu, Lagi-lagi rasa itu datang kembali. rasa mual dan pusing yang akhir-akhir ini setia menemani segala aktivitasnya yang membuat wajah Naura makin memucat.

Alih-alih pergi menemui mama yang sedari tadi memanggilnya, Naura malah sibuk berkutat dengan ponsel yang sedari tadi belum sempat ia sentuh.

Dua panggilan dari Barra, itulah yang pertama kali ia lihat ketika menekan tombol On pada benda pipih tersebut.

Wanita tersebut kemudian segera menelfon balik sosok yang sepertinya ingin bicara penting dengannya.

"Halo? Assalamualaikum," ucap seseorang dari sebrang sana.

Naura hanya bergeming, membuat lawan bicaranya kebingungan.

"Assalamualaikum," tegasnya lagi menyadarkan Naura dari lamunannya.

"Waalaikumsalam."

"Kenapa nelfon?"

"Kamu lagi sibuk?"

"Enggak, kenapa?"

"Em-"

"Kenapa sayang?"

"Mas," lirih Naura seraya memegangi perutnya.

"Hm?"

"Aku-"

"Kamu? Kenapa? Kamu sakit?"

"Eh? Enggak."

"Terus?"

"Aku telat." Kini Naura beralih menundukkan kepala. Setelah mengatakan itu, entah mengapa ia merasa sedih. Bukankah seharusnya ia senang?

"Telat?"

Naura mengangguk yang ia sendiri tahu bahwa Barra tidak akan melihat anggukannya.

"Aku belum haid."

"Memangnya kenapa kalau kamu belum haid?"

"Kamu jangan pura-pura nggak tau ya, mas."

Disisi lain Barra termenung sejenak, mencerna ucapan Naura yang langsung tertangkap oleh otak cemerlangnya.

"Jadi?"

"Aku-"

"Kamu hamil? Hm?"

"Enggak tau."

"Periksa gih, minta temenin mama."

"Maunya sama kamu."

"Mas kan lagi kerja,"

"Kalau gitu enggak mau periksa."

"Beli testpack aja coba?"

"Takut, nanti disangkain hamil di luar nikah."

"Astaghfirullah, terus kamu maunya gimana?"

"Enggak tau!"

"Nanti mas bakal minta tolong ke Koko,"

"Buat?"

"Minta tolong beliin testpack lah."

"Emang dia mau?"

"Udah, kamu tenang aja."

"Hmm."

"Ur,"

"Hm?"

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang