38. mulai manja, ya?

33.5K 2.6K 66
                                    

-Vote dulu sebelum baca!
.

.

.

Hari ini adalah hari yang amat spesial bagi seorang Naura Amanda Sungkar. Dimana setelah satu Minggu yang lalu mengetahui kabar bahagia bahwa ia kini tengah mengandung anak dari Barra Nugraha, dan juga setelah mengadakan acara syukuran atas kebahagiaan yang sudah datang menaungi keluarga kecil mereka.

Setelah menunggu begitu lama, akhirnya Barra akan memiliki seorang anak juga. Sudah cukup teman-temannya merecoki dirinya perihal ia yang tak kunjung memiliki keturunan, dan juga perihal julukan kurang menyenangkan yang sempat dilontarkan oleh beberapa orang.

Hari ini jadwal Naura pergi ke dokter bersama dengan suaminya tercinta guna melakukan Cek Up. Mungkin bagi Naura yang memang masih pertama kalinya, hal semacam ini akan terasa agak asing entah itu dari segi fisik maupun psikis.

Mengingat dirinya kini bukan hanya sendirian, melainkan telah terdapat satu nyawa lagi yang sedang berada di dalam tubuhnya, Naura harus lebih memperhatikan kesehatan dan juga pola makannya. Ia tidak boleh terlalu sering kelelahan dan juga tidak boleh terlalu banyak beban fikiran yang hanya akan membuatnya merasa tidak sehat.

Sesuai nasehat yang telah diberikan oleh dokter. Pada masa kehamilannya yang baru berusia lima Minggu, tidak disarankan untuk melakukan hal-hal yang dapat berakibat fatal bagi dirinya dan juga keselamatan sang jabang bayi. Termasuk larangan dari sang dokter yang tidak memperbolehkan kedua insan tersebut melakukan hubungan layaknya seorang suami dan istri untuk sementara waktu yang dapat berakibat pada janinnya yang masih lemah.

Hal itu mampu membuat mental Barra terancam mengingat selama ini dirinya sangat hobi mengganggu dan memaksa Naura agar bisa memenuhi keinginannya untuk...

"Kamu kenapa sih?" Tanya Naura kepada Barra yang nampak murung dengan kedua tangan yang hanya mengaduk-aduk makanan yang mereka pesan.

Ya, saat ini Naura dan juga Barra sedang ada di sebuah resto karena permintaan Naura yang tiba-tiba ingin makan makanan mahal. Bukan Naura, melainkan jabang bayi yang ada di perutnya lah yang meminta. Katanya!

Barra menghela nafas panjang. "Masa aku gak boleh minta hak?"

Naura terkekeh, "bukan gak boleh, tapi dikurangi."

"Ya sama aja, masa harus dikurangi?"

"Demi kebaikan anak kita, kamu enggak mau kan? Kalau aku sampai-"

"Stop!" Potong Barra tiba-tiba.

Sebenarnya sejak hari itu, Naura sudah mempunyai senjata ampuh untuk bisa mengendalikan suaminya. Barra sendiri juga sudah mendengar perkataan dokter yang menjelaskan bahwa nyawa calon bayi mereka bisa saja terancam jika ayah dan ibunya terlalu sering berhubungan.

"Dimakan dong, jangan dimainin."

"Suapin," ucapnya dingin.

"Malu lah, ini tempat umum loh!" Ingat Naura.

"Kalau gitu ayo pulang, suapin di rumah." Sungguh, jika saat ini mereka sedang tidak di tempat umum, mungkin Naura sudah menggigit kuat-kuat bibir suaminya yang terus mengerucut lucu dimatanya.

"Nanti ya? Aku kan masih makan," nasehatnya diangguki paksa oleh Barra.

"Em, ur!"

"Iya?"

"Tadi, dokter cuma bilang kalau gak boleh terlalu sering kan?" Ucapnya diangguki Naura.

"Terus?"

"Berarti, masih boleh dong? Iya kan?" Astaga, kenapa Om suaminya ini sangat lucu? Sikap baru yang ditunjukkan oleh Barra membuat Naura merasa semakin gemas.

Om Barra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang